Senin, 21 November 2011

Mengenal Gangguan Kejiwaan

Gangguan kejiwaan pada Ahir-ahir ini mengalami peningkatan drastis, misalnya seperti apa yg kita baca dari Surabaya Post Online Berikut ini 
jumlah penderita gangguan jiwa di Surabaya semakin meningkat. Kini, sebanyak 20 sampai 30 pasien yang mendapat perawatan tiap bulannya. "Jumlahnya mengalami peningkatan 80% - 90%," ungkap Kepala Instalasi Rawat Inap Jiwa RSU dr Soetomo, Didi Aryani Budiyono, Rabu (12/10). 
 
Kabar itu seolah menjelaskan peristiwa yang baru saja kami alami bersama para santri. Untuk pembaca ketahui, di asrama pesantren kami, ada pelayanan khusus bagi para psikotik dan penderita gangguan jiwa. Nah, beberapa hari lalu satu klien yang dinyatakan sembuh dan telah beraktifitas belajar rutin bersama santri lainnya, tiba-tiba berulah. Tanpa sebab yang jelas, seorang santri dibacoknya dengan parang hingga terluka. Setelah klien psikotik tersebut dirujuk ke RSUD Soetomo, ndilalah hari ini kami dihadiahi 1 survivor psikotik lagi. Berfikir sampai di sini, rasanya gejala gila kok kian mewabah dan bertambah saja.
Bimbingan dan konseling Agama diperlukan bagi orang-orang yang terkena gangguan kejiwaan. Jenis gangguan jiwa ini cukup banyak, sementara terapi psikologis harus tepat, oleh karena itu setiap konselor harus mengerti jenis dan karakteristik dari masing-masing jenis gangguan. (sumber dari :Surabaya post online)

Sebelum membahas jenis-jenis gangguan jiwa terlebih dahulu harus jelas tentang perbedaan gangguan jiwa (neurose) dengan sakit jiwa (psychose). Orang yang terkena gangguan jiwa atau neurose pada umumnya masih menyadari kesulitan yang diderita. Ia tetap sadar akan realitas sekelilingnya, dan ia sadar pula bahwa ada sesuatu yang mengganggu jiwanya, yang oleh karena itu ia juga merasa bingung apa yang harus dilakukan. Meski jiwanya terganggu ia masih memiliki kepribadian, meskipun boleh jadi integritas dirinya kurang sempurna.

Sedangkan orang yang terkena sakit jiwa, ia adalah orang yang biasanya sudah dianggap gila. Meski ia dalam kesulitan tetapi ia tidak menyadari kesulitan yang ada pada dirinya. Ia juga sudah tidak menyadari terhadap realitas dirinya dan alam sekitarnya sehingga ia terkadang tertawa sendiri atau bahkan tak bisa membedakan apakah ia berpakaian menutup aurat atau tidak. Kepribadiannya dari segala sudut (tanggapan, perasaan, emosi dan motivasinya) sangat terganggu sehingga ia tidak lagi memiliki integritas.

Jika orang sakit jiwa perlu dirawat di Rumah Sakit Jiwa, maka penderita neurose cukup dilayani dengan program konseling. Namun demikian, menurut teori kesehatan mental, keduanya disebut ketidaknormalan mental juga, yang satu sangat parah, yang lain tidak. Jika orang gila tidak merasakan penderitaan gilanya, maka ciri-ciri orang yang menderita gangguan jiwa antara lain ; ketegangan batin (tension), murung, merasa putus asa, cemas dan gelisah, merasa tidak beredaya, hysteria, mimpi buruk dan merasa terpaksa melakukan sesuatu.

Secara garis besar, jenis-jenis gangguan jiwa dapat dikelompokan menjadi tujuh mcam, yaitu : Neurasthenia, hysteria, psychasthenia, gagap bicara, tabawwul atau ngompol, psikopat dan kelainan seksual. Disamping itu ada juga gangguan jiwa yang disebabkan karena seseorang memiliki akhlak yang rendah., berikut kupasannya yang kami rangkum dari  Mubarok Institute

 
1.Neurasthenia
 
Gangguan jiwa dalam bentuk ini sepintas seperti orang yang menderita sakit syaraf, yakni penyakit yang disebabkan oleh lemahnya syahwat, karena penderita sangat peka terhadap bising dan gerak. Jika benar gangguan itu karena lemahnya syahwat, maka pengobatan yang terbaik baginya adalah istirahat total di tempat tidur (bed rest), dijauhkan dari semua keributan dan bahkan dari cahaya terang, sambil meminum obat penenang.

Akan tetapi gejala neurasthenia bukan hanya peka terhadap bising dan cahaya, ia merasa tidak semangat, seluruh hidupnya merasa letih, jika mengerjakan sesuatu cepat merasa cape, perasaan tidak enak, ingin marah-marah, dan tidak bisa konsentrasi fikiran disamping tidak nafsu makan, sensitip terhadap cahaya dan bunyi-bunyian, bahkan terhadap bunyi detik jam, sehingga ia merasa selalu gelisah dan juga susah tidur. Begitu banyak keluhan pada penderita neurasthenia sampai jenis gangguan jiwa ini oleh Dr. Zakiah Darajat disebut sebagai Penyakit Payah.

Tentang penyebab timbulnya sakit syaraf, para ahli banyak mengemukakan pendapat, menurut Dr. Zakiah Darajat, dan juga Dr. Abd. Rahman Isawi, gangguan jiwa jenis ini disebabkan karena terlalu lama menekan perasaan, konflik batin, cemas dan terlalu lama merasa tidak mampu mencapai tujuan serta merasa tidak mempunyai peluang untuk bersaing. Kasus seperti ini bisa terjadi pada orang yang memiliki riwayat hidup sebagai seorang anak yang paling lemah diantara sepuluh bersaudara yang kuat dan sukses, dimana ayahnya mendidiknya secara keras dan mengharuskan anak yang lemah itu sukses seperti Sembilan saudaranya yang lain, atau pada orang lemah yang hidup dalam sistem yang tidak memberinya peluang untuk eksis.

Jika akar masalahnya sudah diketahui, maka istirahat total di tempat tidur belum menyelesaikan masalah. Ia memerlukan sentuhan halus berupa bantuan psikologis agar mengenali secara jelas siapa dirinya dan agar ia dapat menempatkan pengalaman hidupnya di masa lalu secara proporsionil. Jika penderita orang yang taat beragama, maka penekanan makna ridla, syukur dan sabar akan membantu membangkitkan semangat hidup, atau sekurang-kurangnya menerima realitas secara ikhlas.

2.Histeria

Secara sepintas, hysteria pada tingkatan tertentu mirip dengan orang yang terkena epilepsi atau penyakit ayan, tetapi sebenarnya sangat berbeda. Penanganan epilepsi dilakukan oleh dokter, sedangkan hysteria diatasi dengan terapi psikologis. Gejala-gejala hysteria ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan dengan mental. Secara umum hysteria disebabkan karena adanya problem psikologi, yaitu merasa tidak mampu menghadapi kesulitan yang disebabkan karena konflik batin, sulit mengambil keputusan dalam situasi “maju kena mundur kena”, sehingga orang itu merasa tertekan, gelisah dan cemas.

Karena ia lemah tidak mampu mengambil keputusan, padahal di satu pihak ia harus mengambil keputusan maka terjadilah proses psikologi dimana beberapa fungsi fisik atau mental tidak bekerja, sehingga sepertinya orang itu merasa tertolong, yakni terbebas dari keharusan melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu karena terhalang oleh tidak berfungsinya anggauta fisik atau mental.

Bagi orang yang sehat mental, kesukaran itu merupakan tantangan dan dengan semangat ia berusaha menaklukannya. Jika kesulitannya bersifat norma atau etika, maka ia akan berusaha membuat rumusan baru yang logis dan etis untuk membenarkan langkah yang akan diambil, sehingga hatinya terbebas dari rasa bersalah atau rasa serba salah. Akan tetapi bagi orang yang lemah mental, ia tidak memandang kesukaran secara wajar, sebaliknya ia justeru ingin lari dari tanggung jawab, dan akhirnya tanpa disadari ia terkena gejala-gejala hysteria yang tidak wajar.

Bentuk-bentuk hysteria antara lain:
a) Tiba-tiba lumpuh, disebut Lumpuh Histeria,
b) Tiba-tiba kram, disebut Cram Histeria,
c) Tiba-tiba kejang, disebut Kejang Histeria,
d) Tia-tiba bisu, tidak bisa bicara, disebut Mutisme.

3.Lumpuh Histeria
 
Gejala lumpuh hysteria biasanya berupa lumpuh salah satu anggauta badannya, bias kaki saja, tangan saja atau jari saja. Kelumpuhan itu merupakan puncak dari ketidakmampuan mengambil keputusan, karena ia tidak ingin melakukan sesuatu tetapi ia juga tidak bias menolak untuk tidak mengerjakan sesuatu. Seorang seniman yang halus jiwanya dan ia sangat mencintai kehidupan manusia, tiba-tiba dalam kecamuk perang saudara ia harus mengangkat senjata. Dalam peperangan ia bertemu dengan musuh dimana ia mempunyai peluang untuk menembaknya, tetapi ia mengenal orang yang akan ditembak itu yaitu temannya sesame seniman yang sebelum perang merupakan teman akrab dan saling setia. Secara psikologis ia tidak mampu membunuh teman, tetapi jika ia tidak menembak, rekan-rekan prajurit dari pihaknya akan terkena tembakan. Posisinya sama dengan ungkapan “maju kena mundur kena”, atau “makan buah simalakama”. Dari ketidak mampuan mengambil keputusan itu tiba-tiba jarinya lumpuh sehingga ia tidak mampu menarik pelatuk senjata. Nah dengan kelumpuhan itu ia merasa tertolong, yakni bias bersembunyi dibalik kelumpuhannya itu buntuk tidak menembak.

Kasus ini juga bisa menimpa seorang gadis yang tidak mampu memutuskan untuk ikut kekasihnya kawin tanpa direstui, atau menuruti kemauan orang tua untuk menikah dengan pria yang tidak ia cintai.

4.Cram Histeria
 
Penyebab keram hysteria hampir sama dengan lumpuh hysteria, yaitu rasa tertekan atau bosan dalam mengerjakan sesuatu karena merasa pekerjaannya tidak akan membawa hasil. Seorang penulis jika terkena gangguan jenis ini biasanya cram pada jarinya, atau seorang pemain biola cram pada tangannya, pokoknya cram pada bagian-bagian dimana pekerjaan yang membosankan itu harus dikerjakan dengan anggauta badan itu.

Kejang Histeria
Gejala kejang hysteria mirip dengan epilepsi atau penyakit ayan, yakni tiba-tiba jatuh, atau pingsan dan setelah siuman Nampak kebingungan. Kejang hysteria bukan termasuk penyakit fisik, tetapi merupakan puncak emosi kesedihan dan kekecewaan yang datang seketika, ketika mengingat penderitaan yang pernah dialami. Gangguan ini bisa datang di tengah-tengah pesta, di lapangan ketika sedang upacara bendera atau di tempat lain yang mengingatkan penderita pada pengalaman sedihnya.Gangguan jiwa seperti ini tidak memerlukan pengobatan khusus, bahkan sebaiknya dibiarkan saja, pura-pura tidak tahu, karena setelah sembuh ia akan kembali normal seperti sedia kala.

5.Mutisme
 
Mutisme adalah gangguan jiwa berupa tiba-tiba tidak bisa berbicara. Ada dua macam mutisme, yaitu tidak bisa bicara secara keras, dan yang kedua tidak bias berbicara sama sekali, mutisme bukan disebabkan oleh keruksakan alat percakapan seperti pita suara atau tenggorokan, tetapi biasanya akibat dari tekanan perasaan, kecemasan, putus asa, merasa hina, gagal, dan sebagainya, yang disebabkan karena merasa tidak berdaya, yakni tidak menyukai apa yang dilihat atau apa yang menimpa, tetapi ia tidak sanggup melawan sama sekali. Seorang gadis kecil yang melihat ibunya diperkosa dan dibunuh dengan sadis bersama ayahnya oleh perampok di depan matanya, biasa terancam mutisme.
Demikian juga orang kecil yang merasa tinggal di rumahnya sendiri sejak lahir, tetapi dikalahkan oleh pikah lain dalam sengketa yang tidak ia fahami dan kemudian ia digusur oleh regu kamtib, nah orang kecil yang tidak faham dengan apa yang terjadi tetapi ia tidak sanggup melawan juga dapat terkena mutisme.

Penyembuhan mutisme biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Mutisme disebabkan melihat kejadian sadism terkadang justeru sembuh ketika secara tidak sengaja melihat peristiwa kejam lain yang mengingatkan pengalaman mengerikan msa kecilnya.
Gangguan Histeria dalam bentuk lain
Disamping empat macam gangguan diatas, ada juga gangguan mental dalam bentuk lain, yaitu hilang ingatan (Amnesia), kepribadian kembar, Mengelana secara tidak sadar dan jalan-jalan di waktu tidur.

6.Amnesia. 

Pernah terjadi seorang muballigh mengidap penyakit aneh, yaitu lupa kepada banyak hal, dan bahkan lupa kepada bacaan salat. Banyak orang tidak percaya, tetapi hal itu benar-benar terjadi. Penyebab dari hilangnya ingatan dari muballigh itu tidak terungkap, tetapi dua bulan kemudian ia sembuh. Penyakit serupa juga pernah menimpa seorang ilmuan, professor, doktor dan penulis dari sejumlah buku-buku ilmiah.

Penulis terkenal itu kembali seperti orang bodoh yang buta huruf, seperti komputer yang dicabut memorinya. Hilang ingatan semacam ini bukan sakit ingatan atau gila, tetapi hilangnya ingatan yang disebabkan oleh peristiwa mengerikan yang ia tidak sanggup membayangkannya, atau dari rasa bersalah yang ia tidak sanggup membayangkan akibatnya.

Berbeda dengan kasus muballigh, kasus ilmuan yang hilang ingatan hampir selama lima bulan itu dapat diketahui sebab-sebabnya. Menurut pengakuan setelah ia sembuh, suatu hari terjadi kebakaran disebelah rumahnya. Sang professor ketika melihat api menjilat-jilat rumah sebelah langsung membayangkan bahwa sebentar lagi rumahnya yang sekaligus perpustakan pribadi dimana didalamnya terdapat segala macam naskah yang berhubungan dengan keahliannya pasti segera akan musnah terbakar, karena ia merasa tidak ada waktu lagi untuk menyelamatkannya. Itulah ingatan terakhir dari sang professor. Kebakaran rupanya dapat dipadamkan (karena segera datang pemadam kebakaran), dan rumah professor dengan seluruh perpustakan selamat tanpa terjilat api sedikitpun, tetapi sang professor yang begitu cinta kepada buku dan tidak sanggup membayangkan kehilangan naskah dari khazanah keilmuannya ternyata terlanjur terganggu system memorinya hingga kemudian tak berfungsi. Berangsur-angsur melalui tahap-tahap terapi, sang professor pulih kembali, dan setelah itu konon menjadi taat menjalankan ibadah.

7.Double Personality. 

Gangguan jenis ini, yakni kepribadian kembar adalah satu gejala dimana seseorang dapat melakukan sesuatu yang sangat berbeda dari kepribadian yang diperlihatkan sehari-harinya, dan ia sendiri tidak menyadari apa yang telah dilakukannya itu.
Contoh dari kasus seperti ini adalah sebagai berikut ; Seorang kyai menjumpai isterinya berpakaian ngetrend memasuki diskotik. Ia tidak percaya atas apa yang dilihatnya, maka ia pulang ke rumah dengan harapan bahwa ia salah lihat dan menjumpai isterinya di rumah. Di rumah, isterinya memang tidak ada. Setelah agak malam isterinya pulang dengan berpakaian rapih, berjilbab sebagaimana biasanya. Ketika ditegor bahwa ia terlihat masuk diskotik sang istri dengan polos dan menyatakan tidak masuk ke diskotik. Suaminya akhirnya yakin bahwa ia tadi salah lihat. Akan tetapi kejadian itu terulang empat bulan kemudian, dan kali ini sang suami ikut menyelinap masuk ke diskotik dan ia melihat dengan kepala sendiri isterinya sedanga ajojing. Dengan istighfar ia keluar dan pulang menunggu kepulangan isterinya. Setelah isterinya pulang ditegur dan bahkan dimarahi dengan keras, sang isteri kebingungan dan dengan wajah jujur mengatakan tidak mengerti apa yang dimaksud suaminya karena ia merasa tidak pernah pergi ke diskotik.

Pa kyai yang kebetulan mempunyai adik seorang psikolog kemudian meminta bantuan adiknya untuk mencari tahu ada apa sebenarnya dibalik kelakuan isterinya yang anggun dan alim itu. Dari hasil “investigasi” psikolog tersebut akhirnya diketahui bahwa isteri pa kyai itu terkena gangguan kepribadian kembar. Dari riwayat hidupnya dapat diketahui bahwa ketika remaja, wanita itu sebenarnya jago diskotik. Ketika orang tua memaksanya nikah dengan seorang kyai, sebenarnya ia nggak siap karena merasa memiliki hobi berat yang bertentangan dengan dunia santri, tetapi hati kecilnya merasa bangga akan menjadi isteri kyai. Setelah benar-benar menjadi isteri kyai, ia berpakaian muslimah secara rapih dan memang merasa senang menjadi isteri terhormat dan dihormati orang.

Hanya saja kadang-kadang timbul kerinduannya untuk ajojing seperti ketika masih gadis. Setiap kali kerinduan itu muncul maka ia tekan habis-habisan karena ia merasa tidak pantas untuk melakukan hobinya itu. Nah rupanya jalan keluar dari konflik batin itu muncul dalam bentuk kepribadian kembar, yakni ia terpenuhi kerinduannya kepada hobi lama, tetapi ia juga terpenuhi keharusannya menjaga kesopanan sebagai isteri seorang kyai karena ketika ia pergi ke diskotik, yang pergi bukan isteri pa kyai, tetapi kepribadian yang lain.

8.Mengelana secara tidak sadar. 

Ketika musim haji, di Makkah sering kali ada orang yang hilang dari kelompoknya, ada yang tersesat, ada yang kebingungan arah, dan ada yang pergi tanpa tujuan. Demikian juga di kapal laut ada jamaah haji yang tanpa difahami oleh orang lain tiba-tiba meloncat terjun ke laut. Ketika siuman setelah diselamatkan, ia justeru bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya apa yang baru terjadi. Gejala ini disebut fugue.
Jalan-jalan ketika sedang Tidur. Surat kabar pernah memberitakan kasus penganiyayaan seorang bapak terhadap anaknya. Si anak mengaku kepada polisi bahwa ia yang tidur dibalai-balai depan rumahnya tengah malam didatangi ayahnya yang langsung memukulinya dengan kayu hingga ia jatuh pingsan. Tetapi sang ayah yang tidurnya di ruang dalam kepada polisi juga menyatakan secara polos bahwa tidak mungkin ia menganiyaya anaknya seperti itu, apalagi anak itu adalah anak kesayangannya. Akan tetapi isterinya bersaksi bahwa antara sadar dan tidak ia secara samar-samar melihat suaminya keluar kamar, mendengar suara agak gaduh di luar, kemudian suaminya masuk kembali ke kamar dan terus tidur. Dalam kasus ini suami tidak bohong. Secara psikologis ia sedang dikuasai oleh sejumlah pikiran dan kenang-kenangan yang berhubungan satu sama lain. Satu sisi ia menyayangi anaknya, tapi di sisi lain ada hal yang ia tidak suka terhadap anaknya, tetapi tidak mungkin untuk mengeluarnkannya, karena takut menyinggung perasaan anaknya, maka konflik batin itu memperoleh jalan keluar melalui perbuatan yang dilakukan dalam tidurnya. Gejala ini disebut somnambulism.

Kejadian seperti itu bukan hal yang mustahil, karena jangankan sedang tidur,kasus seorang petinju di kota Malang yang memukuli anaknya yang masih kecil hingga tewas membuktikan bahwa gangguan jiwa menyebabkan seseorang tidak menyadari apa yang dilakukannya. Kata sang petinju yang sedang frustasi itu, bahwa ia tidak merasa membunuh anaknya, yang dipukuli sampai mati menurut pengakuannya adalah seorang kucing.

9.Phobia

Gangguan jenis ini adalah salah satu keadaan dimana integritas seseorang tidak sempurna sehingga ia tidak memiliki rasa percaya diri untuk memutuskan sesuatu, oleh karena itu segala yang harus dilakukan terasa sebagai suatu paksaan. Setiap saat penderita gangguan ini merasa selalu dipaksa dan takut dipaksa. Gejala dari penyakit ini antara lain rasa takut yang tidak masuk akala (phobia), fikiran yang tidak bisa dihindarkan (obsesi), dan merasa dipaksa mengerjakan sesuatu (kompulsi).

Penyakit Phobia adalah perasaan takut yang tidak beralasan, artinya apa yang ditakuti itu sebenarnya tidak mempunyai potensi menakutkan atau membahayakan apa-apa, dan oleh karena itu orang lain biasanya menertawakan rasa takutnya itu, dan tertawaan orang itu malah menambahnya menjadi semakin cemas. Bermacam-macam hal ditakuti oleh penderita phobia, ada yang takut kepada gambar ulat, takut kepada ketinggian, takut kepada gelap, takut kepada ruangan yang luas dan takut kepada benda yang besar.
Pengidap phobia terhadap benda besar misalnya, ketika ia sedang memandang gedung tinggi, tiba-tiba terbayang gedung yang tinggi itu berkepala, matanya melotot dan mulutnya terbuka mau menerkam, dan ketika perasaan itu tiba, ia merinding dan mengkirig ketakutan.

10.Obsesi
 
Obsesi adalah sejenis gangguan jiwa dimana seseorang dikuasai oleh suatu pikiran yang tidak bisa dihindarinya. Setiap saat apa yang dipikirkan itu selalu ada dalam fikirannya sehingga ia sulit untuk memikirkan hal lain yang justeru lebih perlu. Pikiran yang mengganggu itu bisa berupa perasaan sengsara, fikiran membunuh, fikiran ditinggal kekasih. Penderita yang mengidap obsesi sengsara, maka setiap melihat sesuatu rasanya akan mengantarkannya pada kesengsaraan. Jika naik mobil terbayang mau kecelakaan, jika melihat sungai besar terbayang mau tenggelam dan hanyut, jika mempunyai uang terbanyak mau dirampok.

Sedangkan penderita obsesi mau membunuh, maka dalam pikiran berkecamuk perasaan ingin membunuh, jika berduaan dengan seseorang di tempat yang sepi, maka bayangannya ia sedang membunuh temannya itu tanpa ada yang mengetahui. Jika sedang naik kereta api misalnya, maka terbayang mendorong temannya hingga jatuh ke bawah dan mati, jika sedang di kolam renang maka terbayang ia mencekik orang di dalam air hingga mati. Adapun penderita obsesi ditinggal kekasih, maka jika kekasihnya pergi terbayang untuk tidak kembali, jika suaminya pergi naik motor, terbayang suaminya akan mengalami kecelakaan dan mati, jika sedang duduk berdua dengannya maka terbayang bahwa yang dipikiranya kekasihnya bukan dirinya tetapi orang lain yang akan diajak pergi meninggalkan dia.Penyebab obsesi pada umumnya adalah pengalaman pahit dimana dia tidak mampu menyesuaikan diri dengan realita.

11.Kompulsi
 
Kompulsi adalah jenis gangguan jiwa dimana seseorang merasa harus mengerjakan sesuatu, baik hal itu masuk akal atau tidak. Perasaan harus melakukan itu sangat membelenggu dirinya sehingga jika ia tiak melakukannya maka ia merasa sangat gelisah karena menyalahi apa yang menurut perasaannya harus dikerjakan. Kecemasan dan kegelisahan itu baru hilang jika ia telah mengerjakan hal tersebut. Gejala kompulsi bermacam-macam, misalnya ada :
(1) orang yang merasa harus mengulang-ulang pekerjaan, padahal ia tahu pekerjaan itu telah sempurna (repenitive compulsive). Gejala kompulsi jenis ini bisa menimpa pada pegawai bank yang tugasnya menghitung uang. Meskipun ia tahu bahwa hitungannya sudah benar, tetapi ia gelisah jika tidak mengulangi hitungannya lagi. Gejala lain dari kompulsi adalah pada
(2) keharusan urut-urutan pekerjaan (serial compulsive). Ada seseorang yang jika makan, piringnya harus ditengkurapkan dulu baru sendok garpu ditaroh, kemudian makan sop dulu baru makan nasi. Jika kebiasaan urutan itu tidak dilakukan maka ia merasa terganggu perasaannya. Ada juga kompulsi berupa ;
(3) keharusan aturan-aturan tertentu (compulsive orderlinese), misalnya seseorang merasa terganggu jika susunan pakaian di lemari atau buku di raknya diubah, atau susunan meja dan kursi dipindah. Perubahan itu membuatnya gelisah, bukan karena menjadi kurang rapi tetapi karena dipaksa harus seperti itu.
(4) ada kompulsi yang bersifat magic, yakni merasa harus membaca kata-kata tertentu (mantra atau doa). Jika mengerjakan sesuatu tanpa bacaan itu maka ia merasa gelisah dan merasa harus menguangi pekerjaannya.

12.Kompulsi anti sosial
 
Penyakit jenis kompulsi yang paling buruk adalah kompulsi anti sosial (Anti Social Compulsive), yaitu penderita dihinggapi perasaan dipaksa melakukan hal-hal yang sifatnya anti sosial atau merugikan orang lain atau masyarakat.
Gejala dari kompulsi anti sosial ada tiga macam :
1) Kleptomania, yaitu merasa dipaksa untuk mencuri, meskipun tidak memerlukan benda itu. Kasus tertangkap masahnya anggauta parlemen Indonesia mencuri sebuah celana dalam di sebuah supermarket inggris dapat diduga sebagai bentuk kleptomania.
2) Fetitisme, yaitu perasaan harus mencuri dan mengumpulkan benda-benda tertentu sebagai sesuatu yang mempunyai nilai seksual atau kesaktian, misalnya mencuri celana dalam wanita untuk kemudian disimpan secara rapi di lemari atau di kopernya. Dan ia merasa menikmati perasaan tertentu dengan simpanannya itu.
3) Kompulsi, yang berhubungan dengan seksual, misalnya senang mengintip aurat orang lain, atau senang memamerkan kemaluannya kepada oran lain, dan ia memperoleh kenikmatan dengan perilakunya seperti itu.

13.Gagap Bicara

Gangguan jiwa jenis ini biasanya menimpa anak-anak. Anak-anak pengidap gangguan ini bicara gagap, terputus-putus, tertahan nafas dan diulang-ulang. Ia kelihatan sangat berat untuk mengucapkan kata-kata. Gagap bicara bisa juga berhubungan dengan gangguan fisik seperti tenggorokan, amandel, tetapi jika fisiknya ternyata sehat maka gagap bicara itu berhubungan dengan kejiwaan. Anak yang dimanjakan di rumah tetapi kemudian kehilangan tempat bermanja di sekolah, sementara keluarga di rumah tidak menyadari hal itu, dapat menimbulkan gangguan jenis ini.

14.Tabawwul/psikopat

Jika anak kecil ngompol (buang air kecil ketika tidur) maka orang tua akan memakluminya karena hal itu umum berlaku, tetapi jika umur 10-11 tahun masih juga ngompol, maka ia diduga terkena gangguan jiwa. Psikologi anak yang usia 10 tahunan masih ngompol biasanya berhubungan dengan perasaan tertekan dan ketidak puasan, misalnya pada anak yang kurang diperhatikan dibanding kakak-kakaknya.

Orang harus ingat bahwa memuji secara terang-terangan secara terus menerus kepada salah satu anaknya sementara yang lain justeru dibodoh-bodohkan secara tidak sadar telah menjerumuskan anaknya pada problem kejiwaaan. Ngompol merupakan bentuk keinginan untuk diperhatikan oleh orang tuanya, oleh anak yang merasa kecewa tetapi tidak bisa mengemukakan kekecewaan dan keinginannya.

15.Kepribadian Psikopat (Psychopath)
 
Diantara gangguan jiwa paling berat adalah psychopath. Psychopath adalah satu tipe kepribadian dimana seseorang tidak bisa menyesuaikan diri, dan ketidak sanggupan menyesuaikan diri itu seperti kronis dan mendalam. Ciri-ciri menonjol dari orang yang mengidap kepribadian psikopat adalah tidak pernah merasa bersalah, karena setiap kesalahan yang dilakukan selalu ditimpakan kepada orang lain. Setiap kegagalan atau kekeliruan yang dilakukan selalu disebutnya gara-gara si A saya jadi begini. Semua perasaan tidak puas, konflik batin, tekanan perasaan dan sebagainya tidak dapat ditahan atau diobatasi secara wajar, tetapi diungkapkannya dalam bentuk kelakuan yang menyebabkan orang lain terganggu. Kata-kata kotor dan caci maci mudah sekali dari mulutnya, dan tindak-tanduknya selalu mengusik ketenangan orang lain. Ia bersifat agresif dan tidak peduli kepada orang lain.

Ciri-ciri dari orang yang berkepribadian psikopat antara lain :
a) Tidak bisa diberi tanggung jawab,
b) Tidak bisa diberi kepercayaan karena tidak jujur,
c) Kurang mempunyai rasa malu,
d) Kelakuannya anti sosial,
e) Kurang mempunyai pertimbangan dan tidak mempunyai rasa kasih sayang, termasuk kepada orang tua dan kakak-adik,
f) Karena ia sangat egois, maka hubungannya dengan orang lain tidak hangat,
g) Ia juga tidak dapat mengikuti suatu rencana dalam hidupnya,
h) Seleranya cenderung konsumtip secara utopis (mimpi yang muluk-muluk).

Gejala psikopat biasanya mulai tumbuh pada usia puber (13-21 tahun) dan berlangsung seumur hidup. Jika anak itu berasal dari keluarga islam taat, maka salatpun tidak ia jalankan kecuali jika disuruh. Ia tidak bisa tinggal sekamar dengan kakak atau adik atau pamannya karena ia merasa terganggu oleh keberadaan orang lain. Membaca buku atau membaca al Qur’an juga paling banyak hanya bertahan membaca secara terus-menerus setengah atau satu halaman. Disiplin hidupnya hanya pada hal-hal yang sifatnya hiburan, misalnya nonton televisi, dan pada makanan kesukaannya.

Dalam perspektif Psikologi Islami, gangguan kejiwaan tidak hanya bersumber dari gangguan psikis (neurose) seperti tersebut diatas, tetapi juga bisa bersumber dari kualitas akhlak seseorang yang rendah. Akhlak, menurut al Ghazali adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu dilakukan dengan mudah tanpa dipikirkan untung ruginya.

Orang yang akhlaknya baik adalah orang yang melakukan kebaikan tanpa memikirkan resiko atau keuntungan dari kebaikan itu. Baginya melakukan kebaikan adalah satu keniscayaan yang tidak perlu diperdebatkan. Sebaliknya orang yang akhlaknya rendah adalah orang yang ketika melakukan perbuatan buruk tidak lagi berfikir tentang akibat-akibat yang akan ditanggung olehnya maupun oleh orang lain yang menjadi korban. Baginya berbuat sudah seperti air yang mengalir dari metinggian ke dataran yang lebih rendah.

Akhlak seseorang, dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan, tetapi lebih banyak dibentuk oleh perjalanan hidup seseorang. Anak keluarga baik-baik, jika dalam kurun waktu lama hidup adalam lingkungan kejahatan, sifat jahat dapat tertanam dalam dirinya. Sebaliknya anak orang jahat jika dididik dalam lingkungan yang baik juga dapat memiliki akhlak yang baik. Akhlak berhubungan dengan sifat yang telah menetap dalam diri seseorang, oleh karena itu mengubah akhlak sama sulitnya dengan mengubah sikap. Namun demikian baik sikap dan akhlak dapat diubah.

Orang yang akhlaknya baik, apalagi yang tinggi, dapat dipastikan ia memiliki tingkat kesehatan mental yang tinggi, sebaliknya orang yang akhlaknya rendah cenderung mudah terkena gangguan kejiwaan karena jalan fikiran yang tidak lurus dan cara hidup yang menyalahi kelaziman masyarakat akan selalu menimbulkan konflik-konflik interest yang pada gilirannya akan melahirkan konflik batin.
Pada tahap pertengahan seseorang berakhlak rendah masih bisa menikmati selera rendahnya, tetapi pada tahap dimana perbuatan buruk dan jahat telah saling tumpang tindih, maka ia bagaikan orang yang terkena komplikasi dari berbagai penyakit. Memori manusia jika digunakan untuk merekam informasi kejujuran dan kebenaran, maka ia bagaikan gudang yang tersusun rapi, meskipun dipenuhi dengan isi yang banyak, tetapi karena tertata rapih maka gudang itu terasa tetap longgar. Sedangkan jika digunakan untuk merekam kejahatan dan keburukan, maka ibarat gudang yang barang-barangnya tidak tersusun rapih, isinya belum banyak tetapi terasa penuh dan sesak menyesakkan. Memori manusia, sebagaimana juga memori computer, jika digunakan untuk menampung hal-hal (kejahatan) yang bertentangan dengan sistemnya (yang logis), maka perekaman itu dapat menyebabkan “hang” yang mengacaukan sistem berfikir dan system merasa. Seseorang tidak bisa berfikir jujur dan curang sekaligus, Tuhan tidak menjadikan pada seseorang dua hati sekaligus dalam dadanya (Q/33:4)

16.Riya
 
Riya adalah melakukan suatu perbuatan dengan tujuan untuk dipamerkan kepada orang lain, bukan untuk niat ikhlas. Riya termasuk perbuatan menipu, yaitu menipu orang dengan memperlihatkan suatu perbuatan yang berbeda dengan hakekat perbuatan itu sendiri.
Dalam istilah psikologi, orang riya itulah yang disebut oleh psikolog Humanis Rollo May sebagai manusia bertopeng, yaitu orang yang selalu menyembunyikan wajah kepribadiannya dengan topeng-topeng kepalsuan. Orang yang mengidap penyakit riya selalu berusaha melakukan apa-apa yang orang lain (tuntutan sosial) menyuruhnya untuk melakukannya. Ia selalu berusaha melakukan kehendak orang lain sampai lupa kehendak sendiri. Ia selalu menggunakan topeng kepalsuan sampai ia lupa wajah sendiri.

Pengidap penyakit riya tidak memiliki rasa keindahan dan kebenaran. Ketika ia sedang menggunakan topeng kepalsuan ia memperoleh kesenangan sekejap, tetapi sekembalinya ke rumah, kembali kepada dirinya yang asli, ia merasa kesepian, hambar, lelah serta gelisah. Pada akhirnya ia akan mengidap perasaan bosan, bosan kepada kepura-puraan, tetapi ia tidak tahu ia harus berbuat apa.

17.Dengki atau hasad
 
Pengertian dengki atau hasad adalah mengharap hilangnya kesenangan orang lain untu bisa berpindah kepada dirinya. Hasad adalah perasaan iri terhadap keberuntungan yang dimiliki oleh orang lain disertai keinginan untuk menghilangkan kesenangan itu dan memindahkan kepada dirinya. Sedangkan jika iri hanya kepada hal yang semisal dengan keberuntungan yang dimiliki orang lain, maka hal itu tidak termasuk dengki, karena dalam hal itu mereka masih diberi peluang untuk berpacu, berlomba-lomba dalam kebaikan (Q/2:148). Nabi mengibaratkan sifat dengki itu sebagai sifat yang merusak seperti api membakar kayu bakar, dan seperti gunting yang mencukur amal dan sebagai penyakit ummat. Orang yang pendengki sering merasa tersiksa karena ia sakit hati jika orang lain memperoleh kesenangan, dan ia baru senang jika orang lain terkena bencana (Q/3:120). Perasaan iri negatif ini disebabkan oleh rasa permusuhan dan kebencian (Q/43:31) dan kagum diri (Q/ 26:183).

Dengki dan iri itu hanya timbul dalam bidang yang sempit, persaingan bidang harta dan pangkat (duniawi), karena semua orang ingin menjadi satu-satunya yang terhebat, padahal ruang utnu menjadi satu-satunya itu sempit sehingga orang yang dengki itu saling bermusuhan dan saling menjatuhkan. Akan tetapi jika orang berdaing dalam bidang keutamaan ukhrawi, misalnya berlomba menjadi orang yang dekat dengan Tuhan dengan cara melakukan amal saleh, maka diantara mereka tidak akan terjadi iri dan dengki, karena rahmat Allah luas tak terbatas, meski peminatnya banyak.

18.Rakus dan tamak
 
Rakus bersumber dari syahwat. Manusia memiliki keinginan tak terbatas untuk memiliki, dan menguasai hal-hal yang memuaskan nafsunya. Seberapa banyakpun manusia diberi, ia tidak pernah puas, kecuali jika dibentengi dengan motif-motif positip. Rakus juga berhubungan dengan pandangan hidup, yakni bahwa hidup ini untuk apa, dan apa fungsi harta dan jabatan/ kekuasaan dalam hidup ini. Orang yang memandang bahwa hidup ini sebagai tempat bersenang-senang seperti pandangan hidup orang kafir (wa al kafiru yatamatta’u), maka ia berusaha menumpuk semua hal yang dapat memuaskan kesenangannya. Tetapi bagi orang mukmin yang memandang hidup ini bagakan orang kerja di lading untuk panen di akirat, dan harta dipandangnya sebagai alat untuk mencapai kebajikan, maka ia hanya mengambil seperlunya fasilitas hidup yang dibutuhkan untuk mengelola lading (perjuangan), karena baginya, harta dan jabatan tak lebih hanya alat perjuangan, bukan tujuan hidup. Rasulullah pernah mengatakan bahwa orang rakus itu baru berhenti dari kerakusannya jika mulutnya telah dipenuhi tanah (dikubur).

19.Takabbur atau Sombong dan Kagum Diri
 
Takabbur adalah perasaan seseorang bahwa dirinya lebih besar seraya memandang orang lain kecil. Kesombongan bisa ditunjukan kepada sesame manusia dan yang paling buruk jika sombong kepada Tuhan. Orang takabbur bukan hanya merasa dirinya lebih besar tetapi juga menghina orang lain yang dianggap kecil. Manusia terkadang menyombongkan kekuatan fisiknya, terkadang menyombongkan jumlah kekayaannya atau ketinggian pangkatnya, bisa juga kebesaran jumlah golonganya atau keunggulan intelektualnya.

Kesombongan bersumber dari ketidak tahuan seseorang atas dirinya (tidak tahu diri), karena sesungguhnya diatas orang pintar pasti ada yang lebih pintar, diatas orang kaya pasti ada yang lebih kaya, diatas orang kuat, pasti ada yang lebih kuat, dan diatas makhluk ada Khalik yang Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Mengetahui dan Maha segala Maha.

Gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh sifat takabbur ini adalah karena orang takabbur itu selalu merasa tersiksa jika ada orang lain yang berpeluang mengunggulinya. Ia selalu merasa terancam oleh perubahan dan perkembangan, ia tidak tahu akhirnya kesombongan itu akan tersungkur secara alami. Ia asyik mengagumi dirinya, padahal perubahan merupakan sunatullah yang tidak bisa dihindarkan. Kata Rasulullah, barang siapa rendah hati, Allah akan mengangkat derajatnya, dan barang siapa takabbur, maka Allah akan menjatuhkannya. Perilaku orang sombong dalam pergaulan sosial biasanya menjilat kepada orang yang dipandangnya lebih besar dan menginjak orang yang dipandangnya lebih kecil.

Ia berani kepada orang lemah, tetapi ia takut kepada orang yang ia ketahui betul tidak mampu menghadapinya. Secara psikologis, kesombongan sebenarnya merupakan usaha untuk menutupi kepengecutan seseorang. Orang sombong tidak bisa menghargai sifat rendah hati orang lain. Oleh karena itu orang yang sombong perlu disombongi. Ada ungkapan yang berbunyi :”secara sadar bertingkah laku sombong kepada orang yang memang sombong adalah bernilai sedekah”.

20.Al Wahm
 
Penyakit al wahm kata Rasulullah adalah cinta berlebihan kepada harta dan takut mati. Cinta memiliki dua sisi, yaitu kebahagiaan dan kesengsaraan. Cinta yang terbalas melahirkan kebahagiaan, dan cinta yang tertolak melahirkan penderitaan. Orang yang cinta kepada harta benda tetapi keinginan menjadi orang kaya tak pernah terkabul maka ia merasa menderita seperti penderitaan orang yang ditolak cintanya. Beitu juga jika orang kehilangan harta yang ia cintai, ia akan menderita seperti penderitaan orang yang ditolak cintanya. Begitu juga jika orang yang kehilangan harta yang ia cintai, seperti derita orang yang ditinggal kekasihnya.

Ada hadist nabi tentang watak harta sebagai sahabat dan kekasih.
Hadist tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :bahwa setiap manusia memiliki tiga kelompok sahabat, yaitu harta, keluarga, dan amal. Harta adalah tipe sahabat yang paling curang, karena ia hanya memberikan cintanya kepada pemiliknya hanya jika ia sedang sehat dan senang. Jika seseorang sedang sakit parah, maka makanan enak tidak terasa enak, kasur empuk tidak terasa nikmat, dan bahkan uang banyak tak membantu meringankan rasa sakitnya. Apalagi jika masuk kubur, maka hanya kain kafan yang mau menyertainya. Oleh karena itu cinta kepada harta harus siap dikhianati teruatama ketika dalam keadaan sakit parah dan setelah mati.

Sedangkan cinta kepada keluarga, mereka masih bisa merawat ketika sakit dan mengantarnya ke liang kubur jika mati, tetapi untuk tinggal bersamanya di dalam kubur tak seorangpun keluarga yang dicintainya bersedia. Hanya amal salehlah yang setia mendampinginya sampai pengadilan akhirat nanti. Barang siapa cinta kepada amal, maka ia memperoleh balasan cinta yang lebih memadai, cinta kepada keluarga masih terbalas meski terbatas, sedangkan cinta harta tak ubahnya mencintai kekasih yang curang, satu hubungan cinta yang sarat dengan potensi penderitaan.

Sedangkan takut mati juga menimbulkan gangguan kejiwaan, meski seseorang tahu bahwa semua manusia pasti mati. Derita orang takut mati adalah dalam membayangkan kematian dan bayangan berpisah dengan yang selama ini menemaninya. Orang yang takut mati, setiap kali ia melihat ancaman kematian, dari manapun datangnya, ia merasa tertekan dan takut. Penyakit al wahm biasanya juga disertai oleh penyakit kikir atau bakhil.
 

posted by : "lare ngreco" the new generations of traditional islamic school

Tidak ada komentar:

Posting Komentar