Kita wajib percaya akan datangnya Hari kemudian atau Akherat,
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an. Diterangkan bahwa
pada akhir zaman akan datang suatu hari dimana, semua makhluq yang ada akan
menjadi rusak dan binasa, itulah hari Qiyamat namanya.
Sesudah itu akan dibangkitkan semua manusia dari kuburnya dengan
isyarat sangkakala (trompet) yang ditiup oleh malaikat. Kemudian diperiksa semua
amal masing-masing untuk dihitung dan ditimbang (dihisab), dan akhirnya diberi
balasan baik bagi yang amal kebaikannya di dunia lebih banyak dari amal
jahatnya, dan dibalas siksa bagi yang amal jahatnya di dunia lebih banyak dari
pada amal kebaikannya. Balasan itu berupa surga dan neraka. Amat banyaklah
keterangan tentang hal itu, di dalam Al-Qur’an antara lain :
ذلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَاْلحَقُّ وَأَنَّهُ
يُحْيِ اْ لمَوْتى وَاَنَّهُ عَلىَ كُلِ شَىْءٍ قَدِيْرٌ وَاَنَّ السَّاعَةَ
ءَانِيَةٌ لاَرَيْبَ فِيْهَا وَأَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى
اْلقُبُوْرِ
“Yang sedemikian itu, supaya engkau mengerti bahwa Tuhan Allah
itu Tuhan yang benar dan Tuhan itu menghidupkan segala yang telah mati. Lagi
Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya Qiyamat itu pasti
datang, tiada ragu lagi. Tuhan Allah benar-benar akan membangkitkan orang-orang
yang ada dalam kubur.” (Al-Hajj: 6 –7)
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى
السَّموت وَمَنْ فِى اْلأَرْضِ اِلاَّ مَنْ شَاءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرى
فَاءِذَاهُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْن
“Sungguh pada hari Qiyamat akan ditiup sangkakala (trompet)
lantas matilah sekalian apa yang ada di langit dan yang di bumi, kecuali siapa
yang dikehendaki Allah. Kemudian akan ditiup padanya sekali lagi, kemudian
mereka sekalian akan bangkit memandang (menunggu keputusan).” (Az-Zumar: 68)
Iman kepada Qadla dan Qadar
Kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang
akan terjadi, semuanya itu, menurut apa yang telah ditentukan dan ditetapkan
oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya (zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib
baik dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau
batasan-batasan yang tertentu. Tetapi kita tidak dapat mengetahuinya sebelum
terjadi. Rencana sebelumnya itu Qadar atau Takdir, artinya hinggaan.
Terlaksananya berupa kenyataan, dinamakan Qadla artinya keputusan
perbuatan (pelaksanaan).
Sebagian Ulama’ menamakan takdir itu qadla dan qadla
itu takdir atau qadar. Jadi segala sesuatu terjadi dengan Qudrat dan Iradat-Nya,
yang sesuai dengan qadla dan qadar-Nya. Maka, dalam hakekatnya, kebetulan itu
tidak ada. Keterangan-keterangan tentang hal itu di dalam Al-Qur’an, banyak
antara lain sebagai berikut :
مَاأَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِى اْلأَرْضِ
وَلاَ فِى اَنْفُسِكُمْ اِلاَّ فِى كِتَبٍ مِنْ قَبْلِ اَنْ نَبْرَأَهَا
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu
sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (Lauh Mahfudh) dahulu sebelum
kejadiannya.” (Al-Hadid: 22)
وَكُلُّ شَىْءٍ عِنْدَهُ
بِمَقْدَارٍ
“Dan segala sesuatu, bagi Tuhan telah ada hinggaannya
(jangkanya).” (Ar-Rad; 8).
قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا اِلاَّ مَاكَتَبَ
اللهُ لَنَا
“Katakanlah
(Muhammada): Tiada sekali-kali akan ada bencana mengenai kami, melainkan hanya
apa yang ditentukan oleh Allah bagi kami.” (Al-Baraah; 51)
وَالَّذِى قَدَّرَ فَهَدَى
“Dan
(Tuhanmu) yang telah menentukan, kemudian menunjukkan.” (Al-A’la; 3)
KH A Nuril Huda
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar