Senin, 28 November 2011

Pendidikan Karakter ala Madrasah Diniyyah

Secara umum, setidaknya ada beberapa karakteristik pendidikan diniyah di bumi nusantara ini. Pertama, Pendidikan Diniyah Takmiliyah (suplemen) yang berada di tengah masyarakat tapi di luar lingkaran pengaruh pondok pesantren. Pendidikan diniyah jenis ini betul-betul merupakan kreasi dan swadaya masyarakat, yang diperuntukkan bagi anak-anak yang menginginkan pengetahuan agama di luar jalur sekolah formal. Kedua, pendidikan diniyah yang berada dalam lingkaran pondok pesantren tertentu, bahkan menjadi jantung kegiatan pondok pesantren. Ketiga, pendidikan keagamaan yang diselenggarakan sebagai pelengkap (komplemen) pada pendidikan formal (umum) di pagi hari. Keempat, pendidikan diniyah yang diselenggarakan di luar pondok pesantren tapi diselenggarakan secara formal di pagi hari, sebagaimana layaknya sekolah formal.

Pendidikan diniyah suplemen, pada awalnya dirintis oleh komunitas tradisional, yakni sekumpulan keluarga di lingkungan masjid/mushola, dengan sponsor majelis taklim. Di madrasah ini diajarkan atau tepatnya diperkenalkan dasar-dasar Islami, dengan maksud mempertebal keimanan dan memperkaya pengetahuan  para santri tentang agama Islam. Mayoritas warga Trenggalek adalah pemeluk agama Islam.


Ketika degradasi moral dan krisis nasionalisme melanda beberapa daerah lain, ternyata di Kabupaten Trenggalek dua masalah tersebut hampir tidak menyentuh pola hidup dan eksistensi tradisional warganya. Ketahanan moralitas dan prinsip-prinsip nasionalisme warga Trenggalek tersebut, tidak terlepas dari peranan pondok pesantren dan kesadaran setiap keluarga yang ada di daerah ini untuk mendidik anak-anaknya di sekolah umum pada pagi hari dan di madrasah diniyah pada sore harinya.


Degradasi moral dan merosotnya jiwa nasionalisme tersebut telah memicu keseriusan pemerintah untuk kembali memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Tahun 1945 melalui pendidikan karakter di lembaga-lembaga pendidikan. Padahal, nilai-nilai atau jiwa Pancasila dan UUD Tahun 1945, serta tekad untuk mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, hingga sekarang bagi masyarakat Trenggalek sudah menjadi tradisi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.


Bahkan, apabila diruntut berdasarkan bukti dan fakta ilmiah, sebagian besar masyarakat Trenggalek yang mayoritas muslim yang hidup di pedesaan sudah memiliki karakter "Indonesia" sebelum negeri ini diproklamirkan menjadi Republik Indonesia. Oleh sebab itu, pendidikan karakter yang sekarang digaungkan oleh pemerintah, bagi keluarga Trenggalek bukan hal yang baru dan tidak akan mempersulit mereka. Artinya, sebuah point yang menguntungkan bagi para guru dan pendidik di daerah ini untuk menerapkan pendidikan karakter di lembaga-lembaga pendidikan formal. Sebab, generasi muda atau siswa di kawasan ini secara tradisional sudah hidup di lingkungan keluarga yang mentaati tradisi yang turun temurun, yakni sesuai dengan falsafah Pancasila dan selalu mentaati peraturan perundangan, utamanya UUD 1945 dan kesetiaan terhadap NKRI.


Kendati demikian, adalah kewajiban setiap warga untuk mensukseskan program pendidikan karakter. Sebagaimana pada era Orde Baru, seluruh warga negara pernah diwajibkan menerapkan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Madrasah dan Pendidikan Karakter


Tanggal 29 Juni ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Keluarga. Momentum Hari keluarga adalah semangat untuk memperbaiki keluarga secara nasional, demi menyadarkan bahwa keluarga adalah pilar bangsa, yang mengandung makna betapa sentralnya peran keluarga dalam pembentukan karakter bangsa. Walaupun sebenarnya, tentang Hari Keluarga ini, hampir seluruh masyarakat pedesaan sama sekali tidak pernah mengetahuinya.


Adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri, bahwa kepribadian dan karakter anak-anak generasi bangsa ini terbangun dari pola keluarga sebagai peletakkan pendidikan pertama yang memberikan nilai-nilai kepribadian seperti kedisiplinan, kerjasama, kebaikan, kejujuran, solidaritas, berempati, dan karakter positif lainnya.


Hari Keluarga, jangan hanya diperingati -selama ini masyarakat kita lebih sering terjebak pada seremonial saja- namun nilai esensial dari Hari Keluarga tidak diperoleh. Karenanya, pemerintah selalu mendorong program keluarga, yang tidak hanya dilakukan untuk melengkapi momentum saja, tapi juga dituntut bekerja konkret dalam mencanangkan program keluarga sehat dan sejahtera.


Pemerintah berusaha mengoptimalisasi pemberdayaan komunitas tradisional, melakukan berbagai kegiatan untuk menggalang keterpaduan program/kegiatan lintas sektor pemerintah secara sinergis, koheren, komprehensif, dan berkesinambungan. Komunitas tradisional dewasa ini sudah berkembang dan melembaga di pedesaan maupun perkotaan. TPQ atau TPA dan madrasah diniyah yang biasa dilaksanakan pada sore hari di mushola atau masjid, awalnya dirintis oleh majelis taklim, lahir dari komunitas tradisional yang ada di daerah ini. Hingga akhirnya kini dengan tegas keberadaannya sudah diakui pula oleh pemerintah, diperhatikan dan diberikan subsidi operasional. Bahkan secara khusus pemerintah sudah menggelontorkan bantuan pada lembaga-lembaga yang dikenal dengan istilah pendidikan anak usia dini (PAUD).


Pendidikan anak yang sudah mentradisi tersebut, manfaat dan efek suksesnya sangat membantu pembinaan generasi muda di daerah Trenggalek, sebagai pondasi awal. Implentasi pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di madrasah sore yang notabene dilakukan secara mandiri dan tumbuh dari semangat religius, merupakan bentuk pendidikan yang lebih modern dibandingkan dengan sistem pengajian di masjid atau surau-surau pada belasan tahun lalu. Di antara ciri kemodernan TPA dan madrasah diniyah ialah adanya gedung yang permanen, adanya guru yang berkualitas, adanya kurikulum yang jelas, serta adanya sistem administrasi yang rapi dan efisien.


Demi efektivitas dan efesiensi pembinaan madrasah tersebut pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama berupaya merumuskan berbagai regulasi terkait norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaannya di  masa depan. Dalam hal ini, tujuannya bukan agar madrasah diniyah, TPA atau TPQ dan PAUD menjadi lembaga pendidikan yang dikelola seutuhnya oleh pemerintah. Melainkan memberikan dorongan moral dan subsidi biaya operasional madrasah sesuai anggaran yang ada, selanjutnya diharapkan lembaga memiliki tenaga kependidikan dengan kurikulum yang standar. Sementara sifat kemandirian lembaga tetap dipelihara, peran serta masyarakat (komunitas) harus terwujud dan selalu eksis dengan prinsip ”Lillahi Ta’ala’, sehingga warna tradisional terjaga dengan baik. Kendati demikian output dari madrasah diniyah suplemen secara normatif tidak dapat disamakan dengan sekolah-sekolah umum, kecuali untuk PAUD. Sebab, madrasah sore ini pada prinsipnya hanyalah menanamkan nilai-nilai atau norma-norma religi pada anak didik (santri).


Pembinaan madarasah diniyah dan PAUD urgensi dan manfaatnya akan mempertegas dan memperjelas landasan hukum dalam pemberdayaan, menjadi pedoman dan acuan (petunjuk pelaksanaan urusan pemerintahan), serta memperjelas mekanisme, tata cara, persyaratan, kriteria dan pengelolaan urusan pemerintahan terkait pemberdayaan lembaga-lembaga tersebut. Selain itu, regulasi norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaan madrasah ini juga berfungsi untuk mempermudah perencanaan program dan kegiatan, memperjelas kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten, memperjelas pelaksanan monitoring dan evaluasi, memperjelas pelaporan, memperjelas pendanaan, memperjelas pembinaan pengawasan serta memperjelas managemen urusan pemerintahan dan kependidikan.


Dengan adanya regulasi pemberdayaan madrasah diniyah, TPQ/TPA dan PAUD, niscaya penggelontoran subsidi akan lebih efektif, efesien dan akuntable, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sistem dan prosedur birokrasi. Selanjutnya, pemerintah akan dapat dengan mudah memonitor, mengevaluasi dan mengontrol aktivitas dinamika belajar mengajar, dengan demikian akan sulit bagi pihak-pihak ekstrim yang berniat memanfaatkan lembaga tersebut bagi wadah kaderisasi unsur-unsur kiri semisal terorisme dan sparatisme.


Membangun generasi muda yang berkarakter memang bukan hal yang ringan. Kompleksitas perkembangan zaman makin meningkat, sehingga kesadaran para orangtua pada pendidikan anak usia dini sangat penting. Di kalangan masyakat atas, anak-anaknya jauh sekali dengan TPA/TPQ atau madrasah diniyah, karenanya anak-anak TPA atau madrasah diniyah sering diposisikan sebagai kelompok anak-anak kelas menengah-bawah. Sehingga menjadi tantangan bagi para pengurus madrasah diniyah untuk mampu menyosialisasikan keberadaan lembaga ini.


Ke depan, seharusnya TPA tidak hanya menghasilkan anak-anak yang cuma mampu membaca Al-Quran, melainkan juga harus mampu mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. TPA harus bisa melayani kebutuhan masyarakat sekitarnya, dalam arti bahwa dengan Al-Quran bisa tercipta generasi Islami, yang tinggi kualitas iman dan takwanya. Memang sejak dini Al-Quran harus disosialisasikan di kalangan anak-anak, agar bisa membentengi dirinya dari serbuan kaum orientalis dengan kebudayaan Barat-nya.

1 komentar:

  1. KISAH NYATA..............
    Ass.Saya IBU SERI HASTUTI.Dari Kota Surabaya Ingin Berbagi Cerita
    dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
    saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
    saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
    internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
    awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
    sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
    Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

    KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
    BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!

    ((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))

    Pesugihan Instant 10 MILYAR
    Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :

    Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
    Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
    dll

    Syarat :

    Usia Minimal 21 Tahun
    Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
    Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
    Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
    Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda

    Proses :

    Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
    Harus siap mental lahir dan batin
    Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
    Pada malam hari tidak boleh tidur

    Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :

    Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
    Ayam cemani : 2jt
    Minyak Songolangit : 2jt
    bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt

    Prosedur Daftar Ritual ini :

    Kirim Foto anda
    Kirim Data sesuai KTP

    Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR

    Kirim ke nomor ini : 081340887779
    SMS Anda akan Kami balas secepatnya

    Maaf Program ini TERBATASUNTUK INFO LEBIH JELAS KLIK DISINI

    BalasHapus