Senin, 28 November 2011

Memaknai Tahun baru Hijriyyah

aku sudah menginjakkan kaki pada tahun baru 1 Muharram 1432 H. Tidak terasa, laksana mimpi di hari siang, usiaku semakin usang dan maut senantiasa mengincar jiwaku. Adakah persiapan sudah kusediakan sebagai bekal menghadap ke hadirat Yang Maha Esa, Allahu Robbi?!? Aku sama sekali tidak merasa telah mempersiapkan kebutuhanku itu! Sungguh    malang, nasibku. Ya Allah... ampuni dan ridloilah hamba

Dalam kebingungan yang sungguh menyesatkan, aku tetap duduk diam tercenung. Bukan merenung, tapi terbengong, tenggelam dalam lolong kekeringan makna kehidupan. Aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan untuk menikmati sisa hidup ini. Masa kecil yang penuh bahagia, masa remaja yang selalu gembira seakan jaring-jemaring yang mengikat dinamika kehambaanku, dinamika diriku sebagai makhluk. Sehingga menjelang senja, tatkala mentari memerah di ufuk barat dan maut mencengkeram sejengkal di atas ubun-ubunku, jiwaku terlanjur pasrah dalam derap kemaksiatan dan dosa-dosa. 

Malangnya nasibku seakan menyongsong datangnya takdir untuk mengikuti langkah-langkah para durjana dan pendurhaka. Kemalasan untuk mengakui diri sebagai hamba Ilahi, menyeruakkan kepongahan yang berujung pada keserakahan dan menjadikan kesombongan sebagai singgasana yang layak bagi jiwa ringkihku! 

Kapankah semua ini akan berakhir? Hamba merasa tidak berdaya, Ya Allah! Hamba sudah terlena bahkan terpaku mematung dalam gelimang dan genderang cita-cita nan mulia: Hidup mewah di antara para pemuas kehampaan cinta. Jeritan hati nurani tiada pernah kudengarkan. Kecuali seruling cinta dan damba akan kenikmatan!

Selamat Datang Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1432. Seretlah daku dalam pelukanmu, lemparkan jiwaku dalam surga Tuhanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar