MA’NA SYAHADAT
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Wama’naa Laa Ilaaha
Illallaahu
Laa Ma’buda Bihaqqin Fil Wujuudi Illallaahu .

disembah dengan sebenar-benarnya pada keadaan kecuali Allah .
@@@
Kajian Ringkas :
Syahadat (Bahasa Arab:
الشهادة asy-syahādah (dari kata شهد syahida, "(ia telah) menyaksikan") adalah pernyataan
kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya dan merupakan asas dan dasar bagi
rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran
Islam
Syahadat
adalah bagian yang fundamen atau fondasi utama dalam aqidah seorang muslim, dan
karena syahadat ini memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang besar dalam
kehidupan serta pentingnya aqidah yang jelas dalam akal dan hati sehingga dapat
melakukan ibadah kepada Allah dengan hujjah yang nyata.
Oleh
karena itu merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk mengenal lebih dalam makna
syahadat itu
Makna
syahadat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( لا إله إلا الله ) adalah bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah SWT.
Syahadat
ini Mengandung pengertian meniadakan. ( pada kalimat Laa ilaaha ) Dan menetapkan. ( pada kalimat Illallaah )
Kalimat (لا إله) di dalam syahadat yang berarti
‘tidak ada tuhan’ merupakan bentuk nafyun atau peniadaan dan
pengingkaran bagi seluruh sesembahan selain Allah.
Sedangkan kalimat ( إلا الله ) yang berarti ‘kecuali Allah’
merupakan bentuk penetapan ibadah bagi Allah semata, tidak ada sekutu baginya
dalam ibadah, sebagaimana juga tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya.
Allah SWT berfirman: yang artinya:
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang
mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat
tinggalmu. (QS: Muhammad: 19).
Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA beliau meriwayatkan bahwa
Nabi SAW pernah bersabda:
“Musa A.S berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah aku sesuatu yang
dengannya aku bisa mengingatmu dan berdoa kepadaMu.” Allah berkata, “Hai Musa!
Sekiranya tujuh lapis langit dan ditempati selain aku, dan tujuh lapis bumi
berada di sebuah piringan timbangan. Kemudian (kalimat) La Ilaaha Illallaah
berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah piringan timbangan
tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’. (HR. Ibnu Hibban dan
Hakim).
“Ada
tiga hal yang apabila ada pada seseorang dengannya dia akan merasakan manisnya
iman; Allah dan rasul-Nya lebih dia cintai dari pada yang lainnya, apabila ia mencintai
seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci untuk
kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dia darinya sebagaimana
dia benci dilemparkan kedalam neraka.
Allah SWT memberitakan tentang sebuah kaum yang Dia
timpakan azab kepada mereka karena mereka menolak untuk menerima kaliamat
syahadah ini,dalam Firman-Nya di sebutkan yang artinya:
“Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama
dalam azab. Sesungguhnya Demikianlah kami berbuat terhadap orang-orang yang
berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka:
"Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah) mereka menyombongkan diri, Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya
kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami Karena seorang penyair
gila?" (QS: As-Shoffat:33-36)
Dan dalam sebuah hadis Rasulallah bersabda:
yang artinya:
“Perumpamaan
ilmu dan hidayah yang Allah mengutus Aku dengannya adalah bagaikan hujan deras
yang jatuh ke tanah. Di antara tanah itu ada yang menyerap air sehingga
menumbuhkan pepohonan dan rerumputan yang banyak. Dan di antara tanah itu ada
yang gersang, menahan air sehingga Allah memberikan kebaikan dengan air itu
kepada manusia, maka minumlah mereka, menyiram dan menanam. Dan ada (air) yang
jatuh pada jenis (tanah) yang lain, tanah itu adalah Qii’aan, tidak menahan air
dan tidak juga bisa menumbuhkan pepohonan. Itulah perumpamaan orang yang
memahami agama Allah dan mendapatkan manfa’at dari apa yang aku diutus
dengannya, lalu dia mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yang
bodoh dan tidak menerima hidayah yang Allah telah mengutusku dengannya.
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang
kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala
urusan. (QS: Luqman: 22).
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu
atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS: Al-Baqoroh:284).
Mari kita berdoa kepada Allah
“Beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
(QS: Al-Baqoroh: 286).
kapan di mulainya penyaksian itu…?
@ ada Qo’idah dalam ilmu Tauhid : Bahwasannya “Awaluddin makrifatullah, akhiruddin makrifatullah “
Awal beragama adalah
mengenal Allah Azza wa Jalla (makrifatullah) , akhir
beragama atau tujuan
beragama adalah muslim yang berakhlakul karimah atau
muslim yang Ihsan atau
muslim yang meyaksikan Allah (bermakrifat)
Sedangkan anak kunci
mengenal Allah Azza wa Jalla adalah mengenal diri sendiri “Man `arafa nafsahu
faqad `arafa rabbahu”, siapa yang kenal
dirinya akan Mengenal Allah
Firman Allah Taala yang
artinya "Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami
di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi
mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah
Tuhanmu tidak cukup (bagi
kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu?" (QS. Fush
Shilat [41]:53 )
Pengenalan diri bahwa pada
hakikatnya semua manusia telah menyaksikan Allah
ketika mereka belum lahir ke
alam dunia, pada keadaan fitri , sebelum panca
inderanya berfungsi.
Firman Allah ta'ala yang
artinya, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS- Al A'raf 7:172)
Setelah manusia terlahir ke
alam dunia , maka mereka lupa akan kesaksian atau
penyaksian terhadap Allah.
Hakikat kata insan (manusia)
adalah nasiya , nis
yan, tidak tahu, lupa.
Fitrah manusia adalah
bertuhan, mencari Allah, ingin kembali menyaksikan Allah. Syarat untuk dapat
menyaksikan Allah adalah fitri, suci sebagaimana sebelum manusia lahir ke dunia
Manusia terhalang atau menghijabi dirinya sehingga tidak
dapat menyaksikan
Allah dengan hatinya adalah
karena dosa mereka. Setiap dosa merupakan bintik
hitam hati (ketiadaan
cahaya), sedangkan setiap kebaikan adalah bintik cahaya
pada hati. Ketika bintik hitam memenuhi hati sehingga
terhalang (terhijab)
dari menyaksikan Allah. Inilah yang dinamakan buta mata hati.
Sebagaimana firman Allah
ta'ala yang artinya, "Dan
barangsiapa yang buta
(hatinya) di dunia ini,
niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula)
dan lebih tersesat dari
jalan (yang benar)." (QS Al Isra 17 : 72)
"maka apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati
yang dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu
mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada." (al Hajj 22 : 46)
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda, "Seandainya bukan karena setan menyelimuti jiwa
anak cucu Adam, niscaya mereka menyaksikan malaikat di langit" (HR Ahmad).
Dan Jika belum dapat menyaksikan Allah dengan hati atau belum mencapai ma'rifat,maka setiap kita akan bersikap atau melakukan perbuatan, ingatlah selalu perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa "Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.' (HR Muslim 11)
Pada Hakekatnya; Syahadat merupakan proses penyaksian kita terhadap Allah
dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul kita.Namun ternyata dalam
Syahadat tidak hanya itu saja,didalamnya masih terdapat makna yang harus kita
pahami.Dalam Syahadat terdapat ma’rifat (kenal kepada Allah),Tauhid (mengesakan
Allah),Aqidah (tempat meminta hanya kepada Allah).Tiga hal diatas bukan hanya
sebagai slogan saja,tetapi bagaimana kita dapat mengamalkan nya dalam kehidupan
kita sehari-hari.
Syahadat sendiri terkadang hanya slogan saja,namun bagaimana menumbuhkan
atau mengukir Syahadat didalam hati kita.Sehingga kita dapat membawa dua
kalimat Syahadat kemanapun kita pergi.Sesungguhnya Syahadat telah ada dari
sejak mulai diciptakan nya ruh Nabi Adam as,ketika itu Nabi Adam as bertanya
pada Allah “Yaa Allah,Tulisan apakah itu yang bersanding dengan nama Mu dan
berada pada pintu taman Surga Mu?” Kemudian Allah menjawab “itu adalah
Muhammad yang akan menyempurnakan risalah Ku”.
Syahadat merupakan “Ruh” dari segala ibadah,karena tanpa dua
kalimat Syahadat maka ibadah lainnya tidak akan terbawa.Allah memberikan
jaminan pada manusia yang memiliki Syahadat,dan akan memberikan surga
kepadanya.Dalam Hadist Riwayatnya Rasul mengatakan “Barangsiapa yang
membaca Syahadat setiap harinya,maka dia bagaikan manusia yang lahir ke bumi
tanpa dosa”.
Oleh karena itu marilah kita bersama sama menancapkan dua kalimat Syahadat
didalam hati kita,supaya hati kita senantiasa selalu berhadapan dengan Sang
Khaliq.
Jadi Kesimpulannya...???
A. Rukun
Syahadat
Ada 4 rukun dalam syahadat yaitu:
Ada 4 rukun dalam syahadat yaitu:
- Menetapkan dzat Allah Ta'ala (berdiri dengan sendirinya)
- Menetapkan sifat Allah Ta'ala (berkuasa)
- Menetapkan af'al Allah Ta'ala (berbuat dengan sekehendaknya)
- Menetapkan kebenaran Rasulullah SAW.
B. Syarat
Syahadat
Ada 4 syarat dalam syahadat yaitu:
Ada 4 syarat dalam syahadat yaitu:
- Memahami maksud syahadat.
- Diikrarkan dengan lidah maksutnya dibaca dari permulaan hingga akhirnya.
- Meyakini dalam hati maksutnya tidak ragu lagi dengan apa yang diucapkan.
- Diamalkan dengan anggota badan, yaitu hati dan perbuatan wajib menolak segala sesuatu yang menyalahi arti dan maksut dari kedua kalimat syahadat tersebut.
C. Yang
Merusak Syahadat
Ada 4 hal yang dapat menyebabkan rusaknya syahadat kita yaitu:
Ada 4 hal yang dapat menyebabkan rusaknya syahadat kita yaitu:
1. Menyekutukan
Allah
2. Ragu akan
adanya Allah
3. Menyangkal
dirinya diciptakan oleh Allah
4. Menyangkal
bahwa alam semesta ini diatur oleh Allah.
D.
Macam-macam Syahadat
Syahadat macamnya ada dua yaitu:
Syahadat macamnya ada dua yaitu:
- Syahadat tauhid
bunyinya: اشهد الا اله
الا الله
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
- Syahadat Rasul
Bunyinya : واشهد ان محمدا رسول الله
artinya : Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah
artinya : Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah
Lalu Bagaimana dengan Adam AS Kholifatullah..???
Makna sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti
Allah di bumi”
"Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi'’ (Al Baqoroh :30)
Nabi Adam AS
adalah khalifatullah, dengan pengertian bahwa ia sebagai khalifah (utusan
Allah) dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan hukum-hukum-Nya, kerana ia
adalah utusan Allah yang pertama.
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai
pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah
di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas
yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.
Abu Dzar
bertanya kepada Rasulullah s.a.w tentang Nabi Adam: "Apakah ia sebagai
nabi yang diutus?" Beliau menjawab: "Benar." Beliau ditanya:
"Ia menjadi rasul bagi siapa? Sementara di bumi tidak ada seorang
pun?" Beliau menjawab: "Ia menjadi rasul bagi anak-anaknya."
Ila-liqo….
Wal ‘afu min kum Tsummassalamu ‘alaikum wr.wb..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar