Bagaimana Menyambut Hari-harimu |
![]() |
Written by Syaikh Azhari Ahmad Mahmud | |||||||||
Segala puji bagi Allah, walinya orang-orang yang
benar dan tempat berharap bagi orang yang berdo`a. Shalawat dan salam
teruntuk pilihan para Rasul , keluarganya dan para shahabatnya.
Saudaraku muslim,
Hari-harimu engkau lewati begitu saja, sesaat demi sesaat. Semua berlalu begitu cepatnya. Begitulah. Dirimu berpindah dari pagi ke petang, dan dari petang hingga pagi kembali. Apakah engkau pernah bermuhasabah (introspeksi) terhadap dirimu sendiri pada suatu hari? Sehingga engkau bisa melihat lembaran-lembaran harimu, dengan amal apa engkau membukanya dan dengan amal apa pula engkau menutupnya?
Bakr Al Muzni berkata, "Tidak ada satu haripun yang
dikeluarkan oleh Allah ke dunia, kecuali berkata, `Wahai anak Adam,
manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak ada hari lagi buatmu
setelahku`. Dan tidaklah ada malam, kecuali berseru,`Wahai anak Adam,
manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak ada malam lagi bagimu
setelah aku`."
Maka telah berapa banyak hari yang
engkau lewati. Berapa banyak umur telah engkau lalui. Namun, teramat
sedikit orang yang mau bermuhasabah terhadap dirinya. Dan sedikit
sekali orang yang mau mengetuk jiwanya dengan cemeti muhasabah. Mereka
menjalani hari-harinya dalam kelalaian dan panjang angan-angan yang tak
ada faidahnya.
Ketika fajar menampakkan
benang-benang cahayanya, engkau saksikan, kebanyakan manusia menyambut
hari-harinya dengan niat yang tidak benar. Setelah berlalunya siang dan
berganti malam, engkau bisa saksikan, mereka kembali ke peraduan
mereka dengan niat seperti itu pula.
Saudaraku
muslim, Matahari senantiasa terbit dan tenggelam. Tetapi apakah engkau
telah menghisab dirimu sendiri pada suatu hari? "Amal shalih apakah
yang hendak kuperbuat? Amal apakah yang akan aku hadirkan untuk hari
ini?"
Memang benar, umumnya manusia tidak pandai
dalam mengatur hari-hari mereka. Padahal dirimu wahai anak Adam, akan
senantiasa dihitung dan ditulis pada hari-hari itu.
Dan berfirman Allah (yang artinya),
Maka
jiwa-jiwa akan dihisab, amal-amal akan ditulis. Dan seandainya orang
yang lalai itu sadar, sungguh mereka akan memelihara diri dan menjaganya
dari jalan kebinasaan. Namun sedikit sekali orang yang sadar, sedikit
sekali orang yang memperhatikan jalan itu.
Sebagian
orang yang bijak berkata, "Jika seseorang memasuki waktu pagi,
hendaklah ia berniat dengan empat perkara. Pertama, melaksanakan yang
diperintahkan Allah. Kedua, menjauhi laranganNya. Ketiga, inshaf
(berbuat adil) terhadap orang yang ada diantara mereka, dan dalam
bermu`alamahnya. Keempat, ishlah (memperbaiki hubungan) antara ia
dengan musuh-musuhnya. Apabila ia berada di atas niat ini, maka aku
berharap ia termasuk orang yang shalih dan beruntung."
Maka
perhatikanlah wahai orang-orang yang berakal, hisablah dirimu ! Apakah
engkau termasuk jenis ini? Jika ya, perbanyaklah pujian kepada Allah
dan mohonlah tambahan fadhilah serta istiqamah di atas petunjukNya.
Tetapi, jika engkau tidak termasuk jenis ini, kembalilah ke jalan itu
sebelum waktunya lewat. Berlapanglah untuk memperbaiki dirimu, dan
mintalah taufiq kepadaNya menuju jalan kebahagiaan.
Wahai
orang yang lalai dari hari-harinya. Ketahuilah, bahwa dirimu tidak
akan di campakkan! Wahai orang yang suka berbuat sia-sia, ketahuilah,
dirimu akan dihitung tentang semua amalanmu! Tidak akan berlalu waktu
pagi, kecuali ia mengajak dirimu menuju Rabbmu.
Rasulullah bersabda,
Sungguh
kasihan bagi orang-orang yang telah berlalu hari-hari mereka dengan
sia-sia, tidak berada dalam ketaatan kepada Allah. Terbitnya matahari di
tengah hari-hari mereka, disambutnya dengan perbuatan maksiat. Ketika
tenggelamnya ditutup pula dengan kemaksiatan. Ketahuilah ! Umurmu tidak
lain hanyalah hari-harimu saja. Maka, ketika maut datang menjadi
terputuslah hari-harimu.
Ingatlah kematian setiap pagi dan petang hari,
Dan peliharalah waktumu yang teramat pendek Taruhlah engkau telah mendapatkan semua yang di bumi Maka adakah setelah selain kematian?
Daud
At Thay berkata, "Sesungguhnya malam dan siang hanya marhalah-marhalah
(tahapan). Manusia menempuhnya, marhalah demi marhalah. Sehingga hal
seperti itu akan berhenti di akhir safar mereka. Jika engkau mampu
mengetengahkan bekal pada setiap marhalah, maka kerjakanlah.
Sesungguhnya terputusnya safar adalah suatu yang amat dekat. Dan urusan
itu bisa lebih cepat. Maka, berbekallah untuk safarmu"
Saudaraku muslim,
Begitulah perkataan orang-orang shalih yang sadar terhadap hari-harinya. Mereka ingin sekali menghabiskan waktunya dalam ketaatan kepada Allah. Maka, sepatutnya bagi orang yang berakal untuk menghisab dirinya, mengarahkannya menuju jalan ketaatan untuk menyongsong hari-harinya yang baru.
Adapun thariqah (methode) muhasabah,
sebagaimana dikatakan oleh Al Mawardi "Hendaklah seseorang memperhatikan
pada malam hari terhadap apa yang telah ia kerjakan pada siang
harinya. Karena malam lebih bisa memberi peringatan dan lebih
memunkinkan untuk konsentrasi. Seandainya perbuatannya itu terpuji,
maka ia bisa menyetujui dan bisa mengikutinya lagi dengan hal-hal yang
dapat menghiasinya. Sebaliknya, apabila perbuatannya tercela, ia bisa
mengetahuinya dan bisa mengakhiri di masa mendatang."
Saudaraku muslim,
Orang-orang shalih selalu bermuhasabah terhadap dirinya. Tidak akan terlewat waktu-waktu mereka dengan percuma. Tidak akan berlalu umur mereka, kecuali dalam ketaatan. Maka, jangan sampai engkau kecolongan wahai orang-orang yang berakal. Sesungguhnya hari-harimu itu dianggap sebagai ghanimah, maka seharus engkau mensyukurinya. Sebagaimana perkataan Sa`id bin Jubair ,"Setiap hari yang dilalui oleh seorang mukmin adalah ghanimah."
Memang benar, karena hal itu merupakan
kesempatan untuk menambah kebaikan, menabung amal-amal shalih, serta
merupakan kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah. Namun
sedikit sekali orang yang memahami hal ini, dan mau memanfaatkan
waktu-waktu mereka. Bahkan umumnya mereka menghabiskan umur dan
hari-hari mereka dalam kelalaian dan kesia-siaan. Dunia berserta
mimpi-mimpinya telah melalaikan mereka. Dan keindahan dunia, telah
menghalangi mereka dari jalan petunjuk. Sementara itu, syetan terus
memperpanjang khayalan-khayalan mereka. Allah berfirman (yang artinya),
Hasan Al Bashri berkata, "Dia (syetan) menghiasi kesalahan dan memanjangkan angan-angan bagi mereka."
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, "Yang akan terlahir karena banyaknya berangan-angan adalah kemalasan menjalankan ketaatan, menunda-nunda taubat, ambisi terhadap dunia, lupa akhirat, serta mengeraskan hati. Karena kelembutan dan kejernihan hati terbentuk hanyalah dengan mengingat kematian, alam kubur, pahala, dosa dan dahsyatnya hari kiamat."
Sesungguhnya orang-orang yang berakal
akan menjadikan hari-harinya ladang untuk akhirat. Dia akan menanam,
mengairi dan mengolahnya dengan amal-amal shalih, sehingga bisa memetik
hasilnya di kemudian hari, yaitu pada saat manusia hanya mendapatkan
kebaikan atau keburukan yang pernah ia kerjakan. Rasulullah bersabda,
Saudaraku muslim;
Apa yang telah engkau persiapkan untuk suatu hari; yang engkau akan disendirikan di dalam kuburmu? Apakah dirimu termasuk orang-orang yang terlalaikan oleh angan-angan kosong, ataukah termasuk orang yang memperhatikan hari esok? Sesungguhnya orang yang yang mendapatkan taufik ialah orang yang bisa memanfaatkan hari-harinya. Sedangkan orang yang benar-benar celaka ialah orang yang menyia-nyiakan hari-harinya. Adakah orang yang lebih celaka daripada orang yang diberikan panjang umur kemudian menghadap Rabbnya dengan membawa sedikit kebaikan ? maka sadarlah, hai orang-orang yang lalai.
Ketahuilah !
Bahwa dalam hari-harimu ada kesempatan. Maka, manfaatkanlah dan jangan
engkau menunda-nunda kebaikan hingga hari esok.
Jika kemarin engkau berbuat dosa, maka, lipatgandakanlah kebaikan, niscaya engkau akan terpuji. Jika engkau manfaatkan hari-harimu, maka faidahnya akan kembali kepadamu. Hari kemarin telah berlalu, tak mungkin akan kembali. Janganlah engkau menunda-nunda kebaikan hingga esok. Mungkin hari esok akan hadir, namun engkau telah tiada
Wahai
orang-orang yang menjadikan hari-harinya sebagai tunggangan syahwat
belaka, sadarlah dan ketahuilah! Bahwa umur meski terasa panjang,
namun hari-harimu senantiasa menggerogoti dan tidak ada setelah itu,
kecuali kematian. Maka bersegeralah bermuhasabah diri dan camkanlah!
Sesungguhnya, dunia merupakan tempat tipuan. Tidaklah ada yang mempercayainya kecuali orang jahil dan lalai.
Maka jika memasuki waktu pagi, mulailah dengan berdzikir kepada Allah , sebagaimana diajarkan Rasulullah,
Saudaraku muslim,
Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan teramat banyak, tak terhitung. Dan orang yang mendapat taufik ialah yang menjadikan hari-harinya sebagai hari-hari penuh kebahagiaan, berusaha dengan keras berbuat ketaatan dan kebaikan. Berbekallah wahai saudaraku, untuk hari akhiratmu! Janganlah masuk dalam lembaranmu, kecuali yang bisa membahagiakanmu kelak ketika engkau saksikan. Mulailah hari-harimu dengan kebaikan dan tutuplah dengan kebaikan juga. Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk para pembaca yang budiman. Dan semoga kita selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah . Amin.
Dinukil dan diringkas oleh Abu Ziyad Ibnu Sofwan, dari kitab Kaifa Tastaqbilu Yaumaka, Karya Syaikh Azhari Ahmad Mahmud.
Majalah As Sunnah Edisi 10/Tahun VI/1423H-2003M
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar