Senin, 12 Desember 2011

Menyambut pagi

Bagaimana Menyambut Hari-harimu Print
Written by Syaikh Azhari Ahmad Mahmud    
Segala puji bagi Allah, walinya orang-orang yang benar dan tempat berharap  bagi orang yang berdo`a. Shalawat dan salam teruntuk pilihan para Rasul , keluarganya  dan para shahabatnya.
Saudaraku muslim,
Hari-harimu engkau lewati begitu saja, sesaat demi sesaat. Semua berlalu begitu  cepatnya. Begitulah. Dirimu berpindah dari pagi ke petang, dan dari petang hingga  pagi kembali. Apakah engkau pernah bermuhasabah (introspeksi) terhadap dirimu sendiri pada  suatu hari? Sehingga engkau bisa melihat lembaran-lembaran harimu, dengan amal  apa engkau membukanya dan dengan amal apa pula engkau menutupnya?
Bakr Al Muzni berkata, "Tidak ada satu haripun yang dikeluarkan oleh  Allah ke dunia, kecuali berkata, `Wahai anak Adam, manfaatkanlah aku. Karena  mungkin saja tidak ada hari lagi buatmu setelahku`. Dan tidaklah ada malam,  kecuali berseru,`Wahai anak Adam, manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak  ada malam lagi bagimu setelah aku`."
Maka telah berapa banyak hari yang engkau lewati. Berapa banyak umur telah  engkau lalui. Namun, teramat sedikit orang yang mau bermuhasabah terhadap dirinya.  Dan sedikit sekali orang yang mau mengetuk jiwanya dengan cemeti muhasabah.  Mereka menjalani hari-harinya dalam kelalaian dan panjang angan-angan yang tak  ada faidahnya.
Ketika fajar menampakkan benang-benang cahayanya, engkau saksikan, kebanyakan  manusia menyambut hari-harinya dengan niat yang tidak benar. Setelah berlalunya  siang dan berganti malam, engkau bisa saksikan, mereka kembali ke peraduan mereka  dengan niat seperti itu pula.
Saudaraku  muslim, Matahari senantiasa terbit dan tenggelam. Tetapi apakah engkau telah menghisab  dirimu sendiri pada suatu hari? "Amal shalih apakah yang hendak kuperbuat? Amal apakah yang akan aku hadirkan untuk hari ini?"
Memang benar, umumnya manusia tidak pandai dalam mengatur hari-hari mereka.  Padahal dirimu wahai anak Adam, akan senantiasa dihitung dan ditulis  pada hari-hari itu.
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah  ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata,"Aduhai  celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak  (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang  telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang  juapun." (QS Al Kahfi : 49).
Dan berfirman Allah (yang artinya),
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),  yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu).  Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Infithar : 10-12).
Maka jiwa-jiwa akan dihisab, amal-amal akan ditulis. Dan seandainya orang  yang lalai itu sadar, sungguh mereka akan memelihara diri dan menjaganya dari  jalan kebinasaan. Namun sedikit sekali orang yang sadar, sedikit sekali orang  yang memperhatikan jalan itu.
Sebagian orang yang bijak berkata, "Jika seseorang memasuki waktu pagi,  hendaklah ia berniat dengan empat perkara. Pertama, melaksanakan yang diperintahkan  Allah. Kedua, menjauhi laranganNya. Ketiga, inshaf (berbuat adil) terhadap orang  yang ada diantara mereka, dan dalam bermu`alamahnya. Keempat, ishlah (memperbaiki  hubungan) antara ia dengan musuh-musuhnya. Apabila ia berada di atas niat ini,  maka aku berharap ia termasuk orang yang shalih dan beruntung."
Maka perhatikanlah wahai orang-orang yang berakal, hisablah dirimu ! Apakah  engkau termasuk jenis ini? Jika ya, perbanyaklah pujian kepada Allah dan mohonlah  tambahan fadhilah serta istiqamah di atas petunjukNya.  Tetapi, jika engkau tidak termasuk jenis ini, kembalilah ke jalan itu sebelum  waktunya lewat. Berlapanglah untuk memperbaiki dirimu, dan mintalah taufiq kepadaNya  menuju jalan kebahagiaan.
Wahai orang yang lalai dari hari-harinya. Ketahuilah, bahwa dirimu tidak akan  di campakkan! Wahai orang yang suka berbuat sia-sia, ketahuilah, dirimu akan  dihitung tentang semua amalanmu! Tidak akan berlalu waktu pagi, kecuali ia mengajak  dirimu menuju Rabbmu.
Rasulullah bersabda,
Tidaklah terbit matahari, kecuali diutus dua malaikat pada kedua sisinya.  Keduanya memperdengarkan kepada penduduk bumi, kecuali tsaqalain (manusia  dan jin), "Wahai sekalian manusia, marilah menuju kepada Rabb kalian.  Sesungguhnya sedikit dan cukup lebih baik daripada banyak namun melalaikan."  Dan tidaklah matahari itu terbenam, kecuali diutus dua malaikat pada kedua  sisinya. Mereka berkata,"Ya Allah percepatlah untuk orang yang berinfaq  gantinya, dan percepatlah untuk orang yang bakhil kehancurannya. (HR Imam  Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim; Shahih Targhib susunan Syaikh Al Albani).
Sungguh kasihan bagi orang-orang yang telah berlalu hari-hari mereka dengan  sia-sia, tidak berada dalam ketaatan kepada Allah. Terbitnya matahari di tengah hari-hari mereka, disambutnya dengan perbuatan  maksiat. Ketika tenggelamnya ditutup pula dengan kemaksiatan. Ketahuilah ! Umurmu  tidak lain hanyalah hari-harimu saja. Maka, ketika maut datang menjadi terputuslah  hari-harimu.
Ingatlah kematian setiap pagi dan petang hari,
Dan peliharalah waktumu yang teramat pendek
Taruhlah engkau telah mendapatkan semua yang di bumi
Maka adakah setelah selain kematian?
Daud At Thay berkata, "Sesungguhnya malam dan siang hanya marhalah-marhalah  (tahapan). Manusia menempuhnya, marhalah demi marhalah. Sehingga hal seperti  itu akan berhenti di akhir safar mereka. Jika engkau mampu mengetengahkan bekal  pada setiap marhalah, maka kerjakanlah. Sesungguhnya terputusnya safar adalah  suatu yang amat dekat. Dan urusan itu bisa lebih cepat. Maka, berbekallah untuk  safarmu"
Saudaraku  muslim,
Begitulah perkataan orang-orang shalih yang sadar terhadap hari-harinya. Mereka  ingin sekali menghabiskan waktunya dalam ketaatan kepada Allah. Maka, sepatutnya  bagi orang yang berakal untuk menghisab dirinya, mengarahkannya menuju jalan  ketaatan untuk menyongsong hari-harinya yang baru.
Adapun thariqah (methode) muhasabah, sebagaimana dikatakan oleh Al Mawardi "Hendaklah seseorang memperhatikan pada malam hari terhadap apa yang  telah ia kerjakan pada siang harinya. Karena malam lebih bisa memberi peringatan  dan lebih memunkinkan untuk konsentrasi. Seandainya perbuatannya itu terpuji,  maka ia bisa menyetujui dan bisa mengikutinya lagi dengan hal-hal yang dapat  menghiasinya. Sebaliknya, apabila perbuatannya tercela, ia bisa mengetahuinya  dan bisa mengakhiri di masa mendatang."
Saudaraku muslim,
Orang-orang shalih selalu bermuhasabah terhadap dirinya. Tidak akan terlewat  waktu-waktu mereka dengan percuma. Tidak akan berlalu umur mereka, kecuali dalam  ketaatan. Maka, jangan sampai engkau kecolongan wahai orang-orang yang berakal.  Sesungguhnya hari-harimu itu dianggap sebagai ghanimah, maka seharus engkau  mensyukurinya. Sebagaimana perkataan Sa`id bin Jubair ,"Setiap hari yang  dilalui oleh seorang mukmin adalah ghanimah."
Memang benar, karena hal itu merupakan kesempatan untuk menambah kebaikan,  menabung amal-amal shalih, serta merupakan kesempatan untuk bertaubat dan kembali  kepada Allah. Namun sedikit sekali orang yang memahami hal ini, dan mau memanfaatkan  waktu-waktu mereka. Bahkan umumnya mereka menghabiskan umur dan hari-hari mereka  dalam kelalaian dan kesia-siaan. Dunia berserta mimpi-mimpinya telah melalaikan  mereka. Dan keindahan dunia, telah menghalangi mereka dari jalan petunjuk. Sementara  itu, syetan terus memperpanjang khayalan-khayalan mereka. Allah berfirman (yang artinya),
Syetan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan  mereka. (QS. Muhammad  25)
Hasan Al Bashri berkata, "Dia (syetan) menghiasi kesalahan dan memanjangkan  angan-angan bagi mereka."
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, "Yang akan terlahir karena banyaknya berangan-angan  adalah kemalasan menjalankan ketaatan, menunda-nunda taubat, ambisi terhadap  dunia, lupa akhirat, serta mengeraskan hati. Karena kelembutan dan kejernihan  hati terbentuk hanyalah dengan mengingat kematian, alam kubur, pahala, dosa  dan dahsyatnya hari kiamat."
Sesungguhnya orang-orang yang berakal akan menjadikan hari-harinya ladang  untuk akhirat. Dia akan menanam, mengairi dan mengolahnya dengan amal-amal shalih,  sehingga bisa memetik hasilnya di kemudian hari, yaitu pada saat manusia hanya  mendapatkan kebaikan atau keburukan yang pernah ia kerjakan. Rasulullah bersabda,
Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Masa mudamu sebelum  masa tuamu, sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, kayamu sebelum tiba masa fakirmu,  masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan hidupmu sebelum masa matimu. (Riwayat  Al Hakim, Shahih Thargib Al Albani, 3355).
Saudaraku muslim;
Apa yang telah engkau persiapkan untuk suatu hari; yang engkau akan disendirikan  di dalam kuburmu? Apakah dirimu termasuk orang-orang yang terlalaikan oleh angan-angan  kosong, ataukah termasuk orang yang memperhatikan hari esok?
Sesungguhnya orang yang yang mendapatkan taufik ialah orang yang bisa memanfaatkan  hari-harinya. Sedangkan orang yang benar-benar celaka ialah orang yang menyia-nyiakan  hari-harinya. Adakah orang yang lebih celaka daripada orang yang diberikan panjang  umur kemudian menghadap Rabbnya dengan membawa sedikit kebaikan ? maka sadarlah,  hai orang-orang yang lalai.
Ketahuilah ! Bahwa dalam hari-harimu ada kesempatan. Maka, manfaatkanlah dan  jangan engkau menunda-nunda kebaikan hingga hari esok.
Jika kemarin engkau berbuat dosa,
maka, lipatgandakanlah kebaikan, niscaya engkau akan terpuji.
Jika engkau manfaatkan hari-harimu, maka faidahnya akan kembali kepadamu.
Hari kemarin telah berlalu, tak mungkin akan kembali.
Janganlah engkau menunda-nunda kebaikan hingga esok.
Mungkin hari esok akan hadir, namun engkau telah tiada
Wahai orang-orang yang menjadikan hari-harinya sebagai tunggangan syahwat  belaka, sadarlah  dan ketahuilah! Bahwa umur meski terasa panjang, namun  hari-harimu senantiasa menggerogoti dan tidak ada setelah itu, kecuali kematian.  Maka bersegeralah bermuhasabah diri dan camkanlah!
Sesungguhnya, dunia merupakan tempat tipuan. Tidaklah ada yang mempercayainya  kecuali orang jahil dan lalai.
Maka jika memasuki waktu pagi, mulailah dengan berdzikir kepada Allah , sebagaimana  diajarkan Rasulullah,
Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah Dia mematikan  kami, dan hanya kepadaNya kami kembali. (HR Bukhari).
  • Songsonglah hari-harimu dengan niat yang benar, berazam (bertekad) berbuat taat, menjauhi maksiat dan tidak lupa meminta kepada Allah taufikNya menuju keridlaanNya.
  • Janganlah dirimu melupakan dzikir kepada Allah, dan janganlah ada hari yang berlalu tanpa dzikrullah.
  • Laksanakanlah perintah-perintah Allah yang telah diwajibkan kepadamu, terutama shalat lima waktu ketika muadzin memanggilmu.
  • Tahanlah sifat yang merugikan kaum muslimin. Berikanlah kasih-sayang kepada orang-orang lemah dan ajarilah orang yang tidak mengetahui.
  • Tersenyumlah di hadapan kaum muslimin. Karena itu merupakan shadaqah.
  • Jadikanlah dirimu sebagi orang yang suka memberi nasihat di hadapan muslimin, dan jangan melalaikan mereka.
  • Cintailah kebaikan pada kaum muslimin, sebagaimana engkau mencintai kebaikan untuk dirimu sendiri.
  • Janganlah meremehkan amal kebaikan, meskipun hal itu remeh menurutmu.
  • Janganlah engkau membiarkan berlalu satu kesempatan pun untuk bertaqarrub kepada Allah, kecuali engkau memanfaatkannya.
  • Bersemangatlah memperbanyak mengintai kebaikan, sebagaimana engkau bersemangat mengintai harta dunia.
  • Jauhilah tempat-tempat syubhat (merugikan), dan menjauhlah dengan membawa agamamu, sehingga engkau tidak akan terkoyak dengan syubhat itu.
  • Jauhkanlah dirimu dari segala sesuatu yang bisa menyeretmu ke dalam kemaksiatan kepada Allah, atau yang dapat mendekatkan dirimu ke dalam maksiat.
  • Berniatlah selalu untuk berbuat kebaikan dan menjauhi yang haram. Ketahuilah, bahwa di dalam niat berbuat baik terdapat balasan dan pahala.
Saudaraku muslim,
Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan teramat banyak, tak terhitung. Dan orang yang  mendapat taufik ialah yang menjadikan hari-harinya sebagai hari-hari penuh kebahagiaan,  berusaha dengan keras berbuat ketaatan dan kebaikan.
Berbekallah wahai saudaraku, untuk hari akhiratmu! Janganlah masuk dalam lembaranmu,  kecuali yang bisa membahagiakanmu kelak ketika engkau saksikan. Mulailah hari-harimu  dengan kebaikan dan tutuplah dengan kebaikan juga.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk para pembaca yang budiman. Dan semoga  kita selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah . Amin.
Dinukil dan diringkas oleh Abu Ziyad Ibnu Sofwan, dari kitab Kaifa Tastaqbilu  Yaumaka, Karya Syaikh Azhari Ahmad Mahmud.
Majalah As Sunnah Edisi 10/Tahun VI/1423H-2003M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar