Kamis, 01 Desember 2011

Kahyangan itu ternyata ada di kab. wonogiri

Obyek wisata alam Kahyangan yang terletak di desa Dlepih, kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri merupakan salah satu andalan pariwisata Wonogiri. Lokasinya sekitar 25 kilometer arah selatan dari kota Wonogiri melewati waduk Gajah Mungkur dan beberapa desa dengan suguhan pemandangan alam nan eksotik. Sepanjang perjalanan menuju obyek wisata itu kita akan menyaksikan barisan bukit cadas yang menjulang tinggi di kejauhan.
 


Selain sebagai obyek wisata alam yang menyuguhkan panorama alam eksotik berupa air terjun alami, batu-batu besar, goa-goa alam, sumber mata air yang tak pernah kering, dan pemandian umum, Kahyangan juga dikenal sebagai obyek wisata religi. Karena di lokasi ini kerap didatangi orang-orang yang ingin ngalap berkah dengan melakukan ritual semedi di atas bebatuan besar yang ada di bawah air terjun, di dalam goa, atau kungkum (berendam) di air sungai. Biasanya hal ini dilakukan pada malam Selasa atau Jum’at Kliwon.
 

Bahkan Pemda Wonogiri tiap tahun mengadakan event resmi berupa pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada malam tahun baru Jawa atau 1 Sura. Guna menarik wisatawan, pengelola obyek wisata di Bulan Sura membuat obor sepanjang jalan masuk. Menurut penuturan beberapa warga setempat, lokasi wisata Kahyangan merupakan tempat bertapa Panembahan Senapati, salah satu leluhur Kerajaan Mataram. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat, air di lokasi tersebut membawa berkah dan menjadi sumber kecantikan atau awet muda saat dibasuhkan ke muka.
 

Karena lokasi ini merupakan petilasan Panembahan Senopati yang masih ada hubungan dengan kerajaan Surakarta, maka pihak kraton Kasunanan Surakarta berkepentingan untuk melestarikan obyek wisata ritual ini. Banyak pengunjung dari kalangan kraton mendatangi lokasi wisata ini pada waktu-waktu tertentu. Bahkan konon mantan Presiden RI Soeharto pernah mendatangi lokasi ini secara diam-diam. Hal ini tak berlebihan karena istri Soeharto, ibu Tien Soeharto, masih memiliki darah biru bangsawan kraton. Hubungan antara kraton dengan Kahyangan memang sangat kuat sekali.
 

Banyak wisatawan dari sekitar karesidenan Surakarta, bahkan dari luar daerah mendatangi obyek wisata Kahyangan, Tirtomoyo. Selain ingin menikmati pemandangan alam yang indah, banyak wisatawan berburu batu mulia atau batu akik. Karena kebetulan di sekitar lokasi wisata bertebaran pedagang souvenir berupa batu akik hasil kerajinan warga setempat. Konon, batu akik produksi warga setempat tergolong batu akik berkualitas tinggi karena berbahan baku batuan asli yang didapat dari alam. Lokasi menuju Kahyangan tidak terlalu sulit, karena sudah diaspal dan sarana transportasi pedesaan sudah berjalan dengan baik, bahkan pada malam hari.
 

Diharapkan ke depannya obyek wisata Kahyangan akan mendatangkan banyak wisatawan, baik dari kalangan wisatawan domestik maupun manca negara. Semoga!
Wisata ritual Kahyangan adalah tempat petilasan pertapaan Raja-raja tanah Jawa. Di tempat inilah Danang Suto Wijoyo mendapatkan wahyu Raja dan kemudian setelah menjadi Raja bergelar Panembahan Senopati. Di tempat ini pulalah Danang Suto Wijoyo mengadakan perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul untuk bersama-sama membangun Pemerintahan di Jawa ( Mataram).

Sampai sekarang tempat ini dikeramatkan oleh Kasultanan Yogyakarta, terbukti setiap delapan tahun sekali diadakan upacara Labuhan Ageng.

Begitu pula pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon setiap bulan Suro, Pemkab Wonogiri mengadakan upacara Sedekah Bumi, dilanjutkan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk.

Upacara tersebut adalah sebagai wujud terima kasih dan doa rakyat Wonogiri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberi keselamatan dan ketenteraman.
Obyek wisata ini selalu dipadati pengunjung yang akan melakukan meditasi, menyatu dengan kekuasaan Ilahi, agar terkabul permohonannya. Kegiatan ini berjalan setiap hari, dan mencapai puncaknya pada setiap malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon. 
Memasuki bulan suro yang di anggap sakral, inetnsitas pengunjung semakin meningkat, hampir tiap malam ratusan orang akan berkumpul untuk melakukan ritual dari mulai semedi;meditasi maupun melakukna siram jamasan suci sesuai dengan kepercayaan masyarakat lokal dalam rangka untuk nggayuh kamukten sebagaimana raja-raja mataram tempo doeloe....
sumber: 
http://www.adirafacesofindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar