Dalam kehidupan sehari-hari, saat kita ada pikiran untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari kebaikan, kita akan merasakan satu sisi hati kita akan membisikkan larangan agar tidak melakukan niat pikiran buruk kita tadi, namun sekejap kemudian ada bisikan hati yang lain untuk membujuk agar kita tetap melakukan niat hati yang semula.
Saat niat semula belum terlaksana, seolah-olah ada perseteruan dalam hati, antara yang membujuk agar terlaksana dan yang melarang agar tujuan tidak terlaksana.
NURANI ( Cahaya Hati )....
adalah sebuah sifat ruhaniah yang mengajak manusia agar berpikir dan berperilaku yang baik, dan membantunya berpikir lurus dan mengatakan mana yang benar dan mana yang salah.
Nurani ada dalam diri semua orang. Dengan kata lain, apa yang dirasa benar oleh nurani seseorang juga dirasa benar oleh nurani semua orang lainnya asalkan berlaku kondisi-kondisi yang sama.
Nurani seseorang tidak pernah berbeda dengan nurani orang lain. Alasannya terletak pada sumber nurani itu: dia adalah ilham dari Allah.
Melalui nurani, Allah membiarkan kita tahu mana sikap dan perilaku terbaik dan paling indah yang akan menyenangkan-Nya agar kita ambil.
Bahwasanya nurani adalah ilham dari Allah disebutkan oleh al-Qur’an, di dalam Surat asy-Syams :
“Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengo-torinya.” (Q.s. asy-Syams: 7-10).
Dalam ayat-ayat di atas, Allah menyatakan bahwa Dia telah mengilhamkan kepada nafs (diri) dengan fujur (berbuat dosa, tidak taat, menyimpang, berbohong, berpaling dari kebajikan, berbuat kerusakan, keburukan akhlak).
Lawan katanya adalah taqwa (gentar dan takut kepada Allah yang mengilhamkan kepada seseorang untuk waspada terhadap perbuatan yang salah dan bersemangat untuk melakukan amal yang disukai oleh Allah).
Nurani ini jugalah yang menjauhkan manusia dari perbuatan buruk dan menunjukkan jalan yang benar
Salah satu aspek terpenting dari nurani ini adalah bahwa dia menolong manusia untuk mendapatkan kebenaran dengan kehendak atau kemauannya sendiri.
Nurani akan menun-jukkan kepada manusia apa yang benar, bahkan jika tak ada orang lain yang mau mengarahkannya. Meski demikian, yang penting bagi manusia adalah menjadikan nuraninya sebagai peman-du, mendengar apa yang dibisikkannya, dan berbuat sesuai dengannya. Karena alasan inilah, kita dapat mengatakan bahwa nurani adalah komponen utama dalam agama.
Penting bagi manusia adalah menjadikan nuraninya sebagai peman-du, mendengar apa yang dibisikkannya, dan berbuat sesuai dengannya. Karena alasan inilah, kita dapat mengatakan bahwa nurani adalah komponen utama dalam agama.
Di atas semua itu, ada satu hal pokok yang harus dicamkan baik-baik; setiap manusia, mulai saat akil balig, bertanggung jawab atas apa yang diilhamkan Allah kepadanya dan apa yang dibisikkan oleh nuraninya.
Sejak saat itu dia mulai bisa berpikir mengenai kejadian-kejadian di sekelilingnya dan memiliki ke-mampuan untuk melakukan penilaian bagi dirinya, dia sudah dianggap memiliki dan mampu menerapkan kemampuan mendengar dan membedakan suara yang muncul dari hati nuraninya, dan memiliki kemauan untuk mengikutinya.
Mulai dari titik ini ke depan, dia akan ditanyai tentang perbuatan-perbuat-an yang dikerjakan selama hidupnya. Jika dia mau mendengar nuraninya, dia akan menda-pat pahala kehidupan yang kekal di surga Allah, namun jika dia mengikuti nafsunya, dia akan menemui kurungan tertutup api neraka yang abadi.
@ Kesampingkan bisikan nafsu, Ikuti Hati Nurani mu .....
____salam ___
by @ Kyai Jamas