Selasa, 29 Mei 2012

MA’NA SYAHADAT

MA’NA SYAHADAT

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM



Wama’naa Laa Ilaaha Illallaahu
Laa Ma’buda Bihaqqin Fil Wujuudi Illallaahu .

Dan makna kalimat La Ilaha Illallahu yaitu tidak ada yg
disembah dengan sebenar-benarnya pada keadaan kecuali Allah .

@@@ Kajian Ringkas :

Syahadat (Bahasa Arab: الشهادة asy-syahādah (dari kata شهد syahida, "(ia telah) menyaksikan") adalah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya dan merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam

Syahadat adalah bagian yang fundamen atau fondasi utama dalam aqidah seorang muslim, dan karena syahadat ini memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang besar dalam kehidupan serta pentingnya aqidah yang jelas dalam akal dan hati sehingga dapat melakukan ibadah kepada Allah dengan hujjah yang nyata.

Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk mengenal lebih dalam makna syahadat itu
Makna syahadat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( لا إله إلا الله ) adalah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah SWT.

Syahadat ini Mengandung pengertian meniadakan. ( pada kalimat Laa ilaaha ) Dan  menetapkan. ( pada kalimat Illallaah )

Kalimat (لا إله) di dalam syahadat yang berarti ‘tidak ada tuhan’ merupakan bentuk nafyun atau peniadaan dan pengingkaran bagi seluruh sesembahan selain Allah.

Sedangkan kalimat ( إلا الله ) yang berarti ‘kecuali Allah’ merupakan bentuk penetapan ibadah bagi Allah semata, tidak ada sekutu baginya dalam ibadah, sebagaimana juga tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya.

Allah SWT berfirman: yang artinya:
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19).

Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
“Musa A.S berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku bisa mengingatmu dan berdoa kepadaMu.” Allah berkata, “Hai Musa! Sekiranya tujuh lapis langit dan ditempati selain aku, dan tujuh lapis bumi berada di sebuah piringan timbangan. Kemudian (kalimat) La Ilaaha Illallaah berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah piringan timbangan tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’. (HR. Ibnu Hibban dan Hakim).

“Ada tiga hal yang apabila ada pada seseorang dengannya dia akan merasakan manisnya iman; Allah dan rasul-Nya lebih dia cintai dari pada yang lainnya, apabila ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dia darinya sebagaimana dia benci dilemparkan kedalam neraka.

Allah SWT memberitakan tentang sebuah kaum yang Dia timpakan azab kepada mereka karena mereka menolak untuk menerima kaliamat syahadah ini,dalam Firman-Nya di sebutkan yang artinya:

“Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. Sesungguhnya Demikianlah kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami Karena seorang penyair gila?" (QS: As-Shoffat:33-36)


Dan dalam sebuah hadis Rasulallah bersabda:
yang artinya:

“Perumpamaan ilmu dan hidayah yang Allah mengutus Aku dengannya adalah bagaikan hujan deras yang jatuh ke tanah. Di antara tanah itu ada yang menyerap air sehingga menumbuhkan pepohonan dan rerumputan yang banyak. Dan di antara tanah itu ada yang gersang, menahan air sehingga Allah memberikan kebaikan dengan air itu kepada manusia, maka minumlah mereka, menyiram dan menanam. Dan ada (air) yang jatuh pada jenis (tanah) yang lain, tanah itu adalah Qii’aan, tidak menahan air dan tidak juga bisa menumbuhkan pepohonan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan mendapatkan manfa’at dari apa yang aku diutus dengannya, lalu dia mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yang bodoh dan tidak menerima hidayah yang Allah telah mengutusku dengannya.

“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS: Luqman: 22).

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS: Al-Baqoroh:284).

Mari kita berdoa kepada Allah
“Beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS: Al-Baqoroh: 286).

kapan di mulainya penyaksian itu…? 
 
@ ada Qo’idah dalam ilmu Tauhid : Bahwasannya “Awaluddin makrifatullah,  akhiruddin makrifatullah “

Awal beragama adalah mengenal Allah Azza wa Jalla (makrifatullah) , akhir
beragama atau tujuan beragama adalah muslim yang berakhlakul karimah atau
muslim yang Ihsan atau muslim yang meyaksikan Allah (bermakrifat)

Sedangkan anak kunci mengenal Allah Azza wa Jalla adalah mengenal diri sendiri “Man `arafa nafsahu faqad `arafa rabbahu”,  siapa yang kenal dirinya akan Mengenal Allah

Firman Allah Taala yang artinya "Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah
Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu?" (QS. Fush Shilat [41]:53 )

Pengenalan diri bahwa pada hakikatnya semua manusia telah menyaksikan Allah
ketika mereka belum lahir ke alam dunia, pada keadaan fitri , sebelum panca
inderanya berfungsi.

Firman Allah ta'ala yang artinya, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS- Al A'raf 7:172)

Setelah manusia terlahir ke alam dunia , maka mereka lupa akan kesaksian atau
penyaksian terhadap Allah.

Hakikat kata insan (manusia) adalah nasiya , nis yan, tidak tahu, lupa.
Fitrah manusia adalah bertuhan, mencari Allah, ingin kembali menyaksikan Allah. Syarat untuk dapat menyaksikan Allah adalah fitri, suci sebagaimana sebelum manusia lahir ke dunia

Manusia terhalang  atau menghijabi dirinya sehingga tidak dapat  menyaksikan
Allah dengan hatinya adalah karena dosa mereka. Setiap dosa merupakan bintik
hitam hati (ketiadaan cahaya), sedangkan setiap kebaikan adalah bintik cahaya
pada hati.  Ketika bintik hitam memenuhi hati sehingga terhalang (terhijab)
dari menyaksikan Allah.  Inilah yang dinamakan buta mata hati.

Sebagaimana firman Allah ta'ala  yang artinya, "Dan barangsiapa yang buta
(hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula)
dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (QS Al Isra 17 : 72)

"maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu
mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (al Hajj 22 : 46)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Seandainya bukan karena setan menyelimuti jiwa anak cucu Adam, niscaya mereka menyaksikan malaikat di langit" (HR Ahmad).

Dan Jika belum dapat menyaksikan Allah dengan hati atau belum mencapai ma'rifat,maka setiap kita akan bersikap atau melakukan perbuatan, ingatlah selalu perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa  "Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.' (HR Muslim 11)
Pada Hakekatnya; Syahadat merupakan proses penyaksian kita terhadap Allah dan mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul kita.Namun ternyata dalam Syahadat tidak hanya itu saja,didalamnya masih terdapat makna yang harus kita pahami.Dalam Syahadat terdapat ma’rifat (kenal kepada Allah),Tauhid (mengesakan Allah),Aqidah (tempat meminta hanya kepada Allah).Tiga hal diatas bukan hanya sebagai slogan saja,tetapi bagaimana kita dapat mengamalkan nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Syahadat sendiri terkadang hanya slogan saja,namun bagaimana menumbuhkan atau mengukir Syahadat didalam hati kita.Sehingga kita dapat membawa dua kalimat Syahadat kemanapun kita pergi.Sesungguhnya Syahadat telah ada dari sejak mulai diciptakan nya ruh Nabi Adam as,ketika itu Nabi Adam as bertanya pada Allah “Yaa Allah,Tulisan apakah itu yang bersanding dengan nama Mu dan berada pada pintu taman Surga Mu?” Kemudian Allah menjawab “itu adalah Muhammad yang akan menyempurnakan risalah Ku”.

Syahadat merupakan “Ruh” dari segala ibadah,karena tanpa dua kalimat Syahadat maka ibadah lainnya tidak akan terbawa.Allah memberikan jaminan pada manusia yang memiliki Syahadat,dan akan memberikan surga kepadanya.Dalam Hadist Riwayatnya Rasul mengatakan “Barangsiapa yang membaca Syahadat setiap harinya,maka dia bagaikan manusia yang lahir ke bumi tanpa dosa”.

Oleh karena itu marilah kita bersama sama menancapkan dua kalimat Syahadat didalam hati kita,supaya hati kita senantiasa selalu berhadapan dengan Sang Khaliq.

Jadi Kesimpulannya...???

A. Rukun Syahadat
    Ada 4 rukun dalam syahadat yaitu:
  1. Menetapkan dzat Allah Ta'ala (berdiri dengan sendirinya)
  2. Menetapkan sifat Allah Ta'ala (berkuasa)
  3. Menetapkan af'al Allah Ta'ala (berbuat dengan sekehendaknya)
  4. Menetapkan kebenaran Rasulullah SAW.
B. Syarat Syahadat
Ada 4 syarat dalam syahadat yaitu:
  1. Memahami maksud syahadat.
  2. Diikrarkan dengan lidah maksutnya dibaca dari permulaan hingga akhirnya.
  3. Meyakini dalam hati maksutnya tidak ragu lagi dengan apa yang diucapkan.
  4. Diamalkan dengan anggota badan, yaitu hati dan perbuatan wajib menolak segala sesuatu yang menyalahi arti dan maksut dari kedua kalimat syahadat tersebut.
C. Yang Merusak Syahadat
Ada 4 hal yang dapat menyebabkan rusaknya syahadat kita yaitu:
1.      Menyekutukan Allah
2.      Ragu akan adanya Allah
3.      Menyangkal dirinya diciptakan oleh Allah
4.      Menyangkal bahwa alam semesta ini diatur oleh Allah.

D. Macam-macam Syahadat
Syahadat macamnya ada dua yaitu:
  • Syahadat tauhid 
         bunyinya: اشهد الا اله الا الله
         artinya   : Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
  • Syahadat Rasul
         Bunyinya : واشهد ان محمدا رسول الله
         artinya    : Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah

Lalu Bagaimana dengan Adam AS Kholifatullah..???

Makna sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti Allah di bumi”
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'’ (Al Baqoroh :30)
Nabi Adam AS adalah khalifatullah, dengan pengertian bahwa ia sebagai khalifah (utusan Allah) dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan hukum-hukum-Nya, kerana ia adalah utusan Allah yang pertama.

Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.

Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah s.a.w tentang Nabi Adam: "Apakah ia sebagai nabi yang diutus?" Beliau menjawab: "Benar." Beliau ditanya: "Ia menjadi rasul bagi siapa? Sementara di bumi tidak ada seorang pun?" Beliau menjawab: "Ia menjadi rasul bagi anak-anaknya."

Ila-liqo….
Wal ‘afu min kum Tsummassalamu ‘alaikum wr.wb..
Baca Selengkapnya; Seratan selajengipun »»