Indahnya Islam dan Jawa dalam Karya
Oleh Nurul Farida Wajdi Al-Fai'aaniy di Islam jawa · 
yang  menarik bagi saya adalah banyak sekali ajaran syar'i dan adab 
dalam  kitab ini, seperti halnya kajian kitab kuning di pesantren, hanya
 saja  ini merupakan sari pati dari kitab-kitab tersebut, karena dahulu 
sang  Kanjeng juga seorang ulama pada masanya.
coba saja simak cuplikan bait 3 dan 4 dalam pupuh dhandanggula di dalam serat wulangreh-nya:
jroning kuran nggoning rasa jati
nanging ta pilig ingkang uninga
kajaba lawan tuduhe
nora kena den awur
ing satemah nora pinanggih
mundhak katalanjukan
temah sasar susur
yen sira ayun waskitha
sampurnane ing badanira puniki
sira anggegurua
nanging yen sira nggeguru kaki
amiliha manungsa kang nyata
ingkang becik martabate
sarta kang wruhing ukum
kang ngibadah sarta wirangi
sokur oleh wong tapa
ingkang wus amungkul
tan mikir paweweh ing lyan
iku pantes sira guranana kaki
sartane kawruhana
yang arti secara lepasnya yakni.
di dalam qur'an itu tempatnya (ilmu) rasa yang sejati
tetapi hanya orang pilihan yang mengetahui
kecuali dengan petunjuk orang yang mengetahui
(al-qur'an) tidak boleh dikira-kira (dalam penafsirannya)
yang akhirnya tak ditemukan
akhirnya terlanjur (dalam menafsirkannya)
alih-alih malah kesasar
jika engkau ingin mengetahui (qur'an) dengan benar
agar sempurna dirimu
sebaiknya engkau berguru
jika kamu hendak berguru
pilihlah guru yang bermartabat baik
dan mengerti akan hukum
yang beribadah serta wira'i
syukur kalau (engkau) mendapatkan (guru) yang ahli tapa (tirakat)
tidak mengharapkan pemberian (dari) orang lain
(orang) yang seperti itulah pantas kau jadikan guru
betapa  luhur bukan akan karya sastra tersebut, tidak melulu jawa itu
 terkesan  dengan sinkretisme yang sangat sehingga banyak yang menilai 
itu  mengandung takhayul bid'ah dan khurafat.bid'ahpun luas 
pengkajiannya  yang rasanya tidak pantas untuk saya paparkan di sini.
dengan  merujuk kepada tulisan-tulisan luhur dan agung tersebut, 
menandakan  bahwa islam di jawa tidak semuanya buruk. benar mungkin 
kejawen itu  banyak mengandung unsur-unsur bid'ah, namun yang terkadang 
ekstrim dalam  pelaksanaan ritualnya adalah bagi mereka yang memiliki 
aliran  tersendiri, akan tetapi dalam ibadah-ibadah mahdhoh mereka juga 
tetap  jalan, semisal aliran manunggaling kawula gusti, aliran pangestu 
wa  akhwatuha.
tak kenal maka taksayang, begitulah dengan saya  yang dahulu belum 
mengenal bagaimana islam di tanah jawa ini. namun  setelah sedikit 
membuka mata, mencoba membuka hati, dan setelah sedikit  mencicipi 
peninggalan-peninggalan agungnya, luar biasa. itulah budaya  kita.
salam budaya, ^^
By: Nurul Farida Wajdi
di Bilik Daar Ash-Sholihin
 

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar